Rabu, 22 September 2010

Waspada di Musim Hujan

2009-11-20 19:16:00
3369jok-dan-hujan---endro-1.jpgJangan anggap remeh peran alas pantat alias jok. Fungsinya cukup vital menunjang kenyamanan berkendara. Terlebih di musim hujan yang akan datang sebentar lagi. Motor bakal lebih sering dicuci. Begitunya ada pantangan yang tak boleh dilakukan kala mencuci motor. Namun, jika perlakukan salah, akhirnya ikut merusak kualitas jok.

Coba deh bayangkan, jika jok di motor sudah tidak berfungsi maksimal. Pastinya, berkendara bakal jadi kurang nikmat. Apalagi, kalau motor itu memang langganan dipakai untuk beraktivitas harian. Pastinya enggak betah duduk lama di motor sebelum sampai tempat tujuan.

Githu juga jika motor dipakai perjalanan jauh! Misalnya, turing. Yang ada, maaf, pantat alias bokong jadi cepat sakit dan pegal. Hal itu dialami sendiri Em-Plus ketika berkendara di jok yang sudah mengalami papasan sangat tipis. Perjalanan Jakarta-Puncak, bikin pantat jadi terasa cepat panas dan pegal.

Selain untuk menopang tubuh, jok ini juga berfungsi sebagai peredam entakan ketika terjadi guncangan. Ya, baik itu jalan tak rata atawa bumpy juga ketika menghajar lubang. Bagai suspensi, jika peran busa sudah tidak bagus, guncangan sangat terasa ke badan. Terutama, perut!

Em-Plus ingin berbagi pengalaman dengan brother. Setidaknya coba cari tahu apa yang boleh dilakukan dan tidak. Termasuk, untuk urusan cara merawat busa dan jok itu sendiri. Dengan lebih tahu dan tahu lebih soal jok plus busa, fokus berkendara jadi tidak terganggu. Dan otomatis, berkendara jadi lebih nyaman.

Empuk!

BICARA SOAL BUSA
3370jok-dan-hujan---endro-2.jpg
Ini dia part di jok yang mempunyai peran cukup vital. Terlebih di motor harian. Seperti dibilang di atas, kalau jok itu punya peran layaknya suspensi. So, sobat juga musti tahu soal busa agar tetap mampu meredam guncangan maksimal.

Busa tidak selamanya harus ganti baru, meski ada kerusakan sedikit. Kecuali jika performa busa sudah tak cukup membal lagi atau kempis ya. “Ada batasan atau toleransi sehingga busa itu bisa direkondisi,” ungkap Abdul Rojak dari Black Hook, spesialis jok yang beralamat di Jl. Panjang (Green Garden), No. 6, Kedoya Utara, Jakarta Barat.

Menurut pria ramah yang akrab disapa Rojak ini, jika busa hanya mengalami robek-robek masih bisa diperbaiki. Baik itu di bagian tengah atau di pinggiran jok. “Asalkan busa itu masih menempel dengan busa di sekitarnya ya,” bilang pria yang sudah terjun di dunia jok selama lebih dari enam tahun ini.

Cara memperbaikinya, busa yang lama dilapisi atau ditambal dengan busa baru. Tentu dengan cara dilem terlebih dahulu. Setelah itu, baru dipapas ulang sesuai busa yang ada disekitarnya. Tetapi jika busa sudah lepas dari busa lainnya atau bolong, memang bisa diperbaiki. Tetapi, perannya jadi tidak maksimal. “Kebayanyakan lem juga tidak bagus lho,” bilang Rojak lagi.

Ketika memang harus mengganti busa, baiknya cari busa yang bagus. Itu bisa dicirikan. Bukan, bukan dari warna. Memang, ada busa berwarna kuning muda dan ada juga busa yang berwarna kuning tua (mendekati cokelat). Sebab nantinya, busa yang kuning cerah juga akan jadi kecokelatan. Busa yang bagus, ketika terkena air tidak langsung kempis. Itu karena pori-pori busa orisinal atau busa yang bagus memang lebih rapat,” ungkapnya.

PERTAJAM FEELING SETING
3371jok-dan-hujan---endro-3.jpg
Ini juga! Jangan sobat samakan kebutuhan jok untuk motor harian atau modifikasi alias fashion dengan jok motor balap lho. Sebab boleh dibilang, antara jok motor harian dengan balap berbeda 180ยบ.

Monggo sobat lihat jok motor balap. Misalnya jok motor supersport atau MotoGP geberan Valentino Rossi atawa Dani Pedrosa deh. Jika motor harian mengaplikasi busa, maka motor balap yang disebut di atas cukup mengaplikasi matras. Ya, macam matras pelapis tidur di dalam tenda. Tipis tuh!

Kalau harian pakai model begitu, wah bisa pegel dan sakit tuh! “Memang kebutuhannya begitu untuk di balap. Semakin tipis, maka semakin baik untuk merasakan peran suspensi. Terutama, suspensi belakang,” ungkap Mohammad Fadli, pembalap tim AHRS yang juga membesut motor supersport 600cc selain bebek di IndoPrix (IP).

Betul tuh! Karena dengan adanya busa, feeling yang didapat bisa saja berbeda dengan yang seharusnya dong. Yup! Bisa saja karena adanya busa maka peran suspensi yang aslinya terlalu keras, jadi terasa empuk di tubuh. Padahal untuk di trek itu, harusnya suspensi memang butuh sedikit redaman lebih lembut atau sebaliknya. Ini yang bikin seting jadi kurang tajam.

Malah boleh dibilang, pemakaian jok tipis alias matras ini, membuat tubuh seakan menyatu dengan apa yang dirasakan motor. So, tanpa perantara githu. Iya, perantara alias busa. Tetapi, enggak juga gak pakai jok lho. Sebab kalau gak pakai jok, itu sih malah bikin sakit pantat dong.

"Semakin tipis, semakin baik. Setidaknya tebal matras tersebut sekitar 5 mm. Malah untuk ukuran pembalap yang sudah sangat profesional memakai matras yang ketebalannya lebih tipis,” ungkap pemilik nomor start 162 itu. Wah, buat lebih tajam seting lagi ya?

Oh ya! Masih menurut pembalap asal Cibinong, Bogor, Jawa Barat ini, ada kelebihan lain yang bisa diberikan dengan pemakaian jok matras ini. Terlebih saat menikung. “Saat ini saya pakai matras yang buatan Jepang. Beda dengan yang lain, matras ini tidak licin ketika harus memindah tubuh ke kanan atau kekiri saat menikung. Selain itu, semakin tipis matras, mengapit tangki juga lebih enak,” bilang Fadli.

Itu untuk di motor balap kelas supersport. Hal yang sama bisa juga diterapkan di motor balap tipe bebek. Hanya saja, bukan matras yang diaplikasi tuh. Melainkan, sedikit busa untuk melapisi tatakan jok.

Lalu untuk membalut busa itu, dipilih kulit jok bahan kanvas atau tipe kasar. “Tujuannya, agar tidak licin saat pakaian balap nempel dan menikung,” timpal pembalap asuhan H. Asep ‘Juragan’ Hendro ini.

UNTUNG RUGI MODEL BREKET JOK

3372jok-dan-hujan---endro-4.jpgJok juga mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Terutama bagian braket alias dudukan pemegang jok. Motor lawas atau era 90-an braket masih mengusung model full besi, kini di era 2000-an sudah ada yang memakai tipe setengah besi dan setengah plastik dan ada juga yang sudah full plastik.

Full besi, misalnya di motor Honda Grand. Sedang full plastik di motor keluaran terbaru. Banyak pertimbangan ketika pabrikan memutuskan memakai bahan plastik.

“Bahan plastik sekarang ini sudah semakin bagus. Dan yang paling penting lagi, sudah lolos pengujian. Misalnya, durability,” pasri Sarwono Edhi, Manager Technical Service Training Division PT Astra Honda Motor (AHM).

Setiap model braket punya kelebihan dan kekurangan. Misalnya tipe full besi. Kekurangannya karena butuh perawatan lebih. Maklum, kan besi. Pastinya potensi untuk kena karat lebih besar. Apalagi di musim hujan ini, frekuensi cuci lebih sering. Kekurangan lain model full besi ini, juga mudah longgar karena sering buka tutup. Ya, besi ketemu besi, friksi pasti terjadi dong. Baik itu di as braket dan juga di lubangnya. Selain itu model full besi juga butuh pelumasan. Kekurangan braket full plastik, hanya ketika dibuka jangan dipaksa. Bisa pecah atau retak nantinya.

JUGA BUTUH PERAWATAN3373jok-dan-hujan---endro-5.jpg

Datangnya musim hujan, bikin motor sering dicuci. Iya dong, sobat kan ogah motor terlihat kotor sehingga mudah dihinggapi karat bukan? Begitunya saat mencuci, jangan sampai busa jok ikut disemprot air ya.

“Terutama dengan semprotan dari alat cuci steam. Kalau bisa sih dihindari,” saran Rojak lagi. Sebab dengan kemampuan bertekanan tinggi dari alat itu, tentu busa akan menjadi cepat basah oleh air dan meresap ke semua bagian.

Ketika busa basah, maka busa akan menjadi kempis. Apalagi busa itu ditutup kulit jok, maka sulit untuk cepat kering. Belum lagi jika kena tekanan akibat diduduki sobat. Wah, jadi makin kempis lagi deh. Pastinya ini juga bisa cepat merusak kualitas jok itu sendiri. Ya, jok mudah hancur.

Parahnya lagi jika jok tidak kering itu juga sering terjemur matahari. Dengan sulit keluarnya air, maka busa menjadi lembab. “Begitu kering, busa sudah menjadi getas dan biasanya membentuk tatakan busa atau fiber alas jok. Bentuknya ini beda dari cetakan yang sudah dibuat dari pabrikan lho,” bilang pria 26 tahun yang baru menikah lima bulan lalu itu.

Memang, Rojak sendiri juga bilang kalau musuh busa dan kulit jok itu adalah air dan panasnya matahari. Hal yang sama juga bisa berlaku di jok yang mengalami tambah busa baik itu untuk mengejar fashion atau rekondisi. Adanya penambahan busa, maka untuk merekatkan ke busa di bawahnya butuh pemakaian lem. Sedangkan lem, terdiri dari bahan kimia tuh.

Awalnya memang tidak terjadi sesuatu yang berarti dengan busa. Tetapi sewaktu-waktu, jok bisa saja menjadi keras. Yang membuat keras jok adalah dari lem yang mengeras karena terjemur terik mentari tadi. Akibat mengerasnya jok atau busa ini, lama-kelamaan juga berakibat getas dan hancur.

Maka itu saran Rojak, usahan jok jangan terlalu sering kena jemur matahari langsung dan kena air. Jika jok kotor, baiknya cukup bersihkan bagian permukaan atau kulit joknya saja. Sedang untuk bagian dalam atau bawah jok bisa dibersihkan dengan cara mengelap pakai kain basah dan jangan lupa dikeringkan lagi. Oh ya! Hati-hati juga terhadap adanya jahitan jok. Sebab kalau jahitan tidak bagus, air juga bisa masuk lewat bagian itu.

Sedang untuk kulit jok itu sendiri, hindari bahan kimia yang mengakibatkan kulit jok jadi cepat mengeras ketika terkena matahari. Apalagi semir yang seharusnya dipakai di ban tapi ikut dipakai untuk di kulit jok. Selain jok jadi licin, juga akan merusak kulit jok itu sendiri. Percaya, deh!

Penulis/Foto : Eka/Endro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar