Selasa, 16 November 2010

WASPADA GETARAN MOTOR BORE UP!

6088backbone-dvd.jpgKita mulai dari penelitian dr. Aviandy Sukarto, Msc. SpKP tentang vibrasi sebagai tugas intelektual untuk mendapatkan S2 yang dilakukannya. Ia meneliti ikhwal bahaya getaran yang dialami beberapa orang dalam profesi berbeda. “Ada pilot helikopter, supir truk dan biker,” buka dokter yang juga biker itu.

Langsung pada pokok masalah. Dokter yang akrab disapa Dondy ini memberi gambaran, ada beberapa bentuk gelombang yang berbeda saat terjadi getaran di kisaran 20-25 Hz untuk profesi tertentu. “Bentuk gelombang pada getaran helikopter misalnya lebih renggang, sedangkan motor sangat rapat. Hal ini bisa membahayakan kesehatan terutama serangan pada tulang leher dan mata,” jelasnya.

Makin mengerucut, ia punya pengalaman khusus. ”Keseharian saya bergaul dengan pengendara. Mulai dari Harleymania sampai motor kecil termasuk mereka yang berkategori speed freak alias penyuka kecepatan,” ulas Dondy.

Ia pernah mencoba skubek bore up milik rekannya. ”Busyet getarannya sangat tinggi, tangan saya kesemutan,” jelas Dondy. Ia lantas mewanti temannya untuk berhati-hati menghadapi getaran ini.

Kekhawatirannya terbukti. Beberapa bulan kemudian yang bersangkutan mengeluhkan ada gangguan kesehatan terutama rasa sakit di tulang lehernya. Dari hasil analisis temannya ini mengalami gangguan akibat getaran di skubek bore up yang sering dipakainya.

Buat Dondy, getaran skubek bore up jauh lebih berbahaya dibanding getaran motor besar. ”Untuk Harley-Davidson apalagi keluaran terbaru, getaran mesin sudah diredam oleh bobot motor itu sendiri. Pabrikan merancang engine mounting malah balancer di mesin. V-Rods sebagai contoh sudah sangat halus hingga relatif aman,” ungkapnya panjang lebar.

Hal ini tidak ditemukannya pada rancang bangun sasis skubek bore up. “Peruntukan sasisnya bukan untuk menghandel getaran demikian besar. Sasis yang kecil membuat seluruh vibrasi menyerang ridernya. Tidak heran dalam jangka waktu tertentu, mereka akan mengalami gangguan,” seriusnya.

Sadar atau tidak, pemakai bore up untuk daily riding akan mengalami getaran terus menerus. “Saat kita naik motor, tubuh akan bergetar secara kontinu. Di antara tulang terdapat semacam bantalan yang disebut anulus vibrosus. Bantalan ini berfungsi meredam getaran antar tulang belakang. Seiring dengan bertambahnya usia, pola makan salah dan gaya hidup, bantalan itu akan mengeras. Getaran yang terus menerus menyebabkan antar tulang beradu hinga berakibat tumbuhnya tulang baru di samping kiri-kanan ruas tulang tadi atau spur formation. Tumbuhnya tulang tadi bisa menjepit susunan urat syaraf terutama di tulang punggung.”

Tak hanya itu serangan vertigo atau pusing kepala sebelah atau sevalgia (pusing yang sangat), kesemutan, radang syaraf tepi dan banyak lagi keluhan lain.

”Banyak kasus yang saya alami adalah posisi susunan tulang leher yang bergeser di c4 dan c5, vertebra serticalis. Melihat fakta ini, ia menyarankan biker untuk waspada. Getaran di motor jangan dianggap sepele. Merancang serius struktur engine mounting yang baik harus dipikirkan. Di sisi lain, kesehatan rider sendiri harus diperhatikan seperti menjaga pola makan seimbang, gaya hidup sehat dan olahraga adalah pencegahan paling baik. “Merokok minuman beralkohol dan makanan berkolesterol tinggi juga menjadi pemicu hal itu,” wantinya.

Khusus untuk pasien yang sudah terserang, Dondy juga memberikan solusi terapi zona meridian. Terapi ini menggunakan teknik mirip akupuntur dengan bantuan alat berjuluk Chronosonic Ultra Sound. Syaraf yang terkepit atau interlock akan dibebaskan dengan bantuan kekuatan frekwensi suara sampai 98 mhz. Frekwensi ini membuat pembuluh darah terbuka maksimal, otot menjadi fleksibel dan syaraf yang terjepit bisa dikembalikan ke posisi semula,” jelasnya.

Khusus soal getaran ini, Dr. Andrian Tio yang sering berkecimpung jadi dokter pengawas di balapan bergengsi ikut memberikan komentar. ”Hemat saya vibrasi itu tidak banyak punya pengaruh khususnya soal tulang belakang. Yang bahaya jika ada impact yang kuat secara tiba-tiba saat Anda riding. Misalnya sok mati lalu tiba-tiba menghajar lubang besar,” jelas Andrian.

Faktanya, hal ini terjadi pada Aep Dadang, crosser nasional yang mengalami cedera tulang punggung akibat mendapat benturan atau impact yang sangat besar ketika berlaga di sirkuit. Sip lah, tapi tidak ada salahnya menseriusi dampak getaran terutama di motor yang bergetar hebat.

Bukan begitu?

Penulis/Foto : Isf@n/David

Tidak ada komentar:

Posting Komentar