Selasa, 02 November 2010

LIFE SKILL EDUCATION

5915program-safety-sekolah---is.jpgKini mayoritas anak sekolah pergi dan pulang belajar naik motor. Jadilah mereka daily rider sejati. Tentu dengan segala faktor bahaya yang bakal menghadang.

Logikanya, riding skill mereka wajib diasah, tidak cuma berdasarkan pengalaman dan hasil obrolan di tempat konkow. Klub motor semisal Trabas, TAC, SOG atau beberapa klub lainnya sudah memulai kampanye safety riding di dalam internal klub.

Anggota mereka kebanyakan juga pelajar. ”Dari situ mereka bisa memahami kaidah safety dan diterapkan di kehidupan di luar klub termasuk di sekolahan,” jelas Boy Januar Ariska salah satu founder Scooter Owner Group.

Langkah yang dilakoni klub patut diacungi jempol. Nah di dalam lingkup sekolah sendiri, hal ini patut juga disosialisasikan. Buat beberapa pendidik, safety riding kini memang menjadi isu yang sangat penting.

Ambil contoh yang dilakoni STM Prakarya International berlokasi di di Inhoftank Bandung. Rully Suzeta Spd, R Ade Gumilar, Denny Hendriansyah dan Febriadhy MS, pengajar sekolahan ini menganggap safety riding adalah sebuah persoalan serius.

”Di sini, siswa kami tak hanya dibekali pengetahuan teknik otomotif di antaranya mesin motor tapi juga cara yang aman dan ideal mengendarai motor itu sendiri,” jelas Rully.

Untuk soal ini mereka juga telah membuktikannya lewat menjalin kerja sama dengan pabrikan oli Castrol. ”Mereka menggelar coaching clinic dan simulasi ikhwal safety riding di sekolah ini,” tambah Ade.

Dalam kegiatan ini, semua murid diberi pengetahuan tentang riding skill, perlengkapan aman berkendara yang langsung dari instruktur safety riding professional.

Di sisi lain, praktik riding juga dilakoni dengan metode turing bareng.” Murid-murid sangat senang dan mereka antusias mengikuti turing yang dibuat sekolah. Baru lalu kita jalan ke Ciwidey dan sebelumnya ke Pangandaran.

Sambil menikmati asyiknya turing juga dibekali pemahaman pada mereka soal keamanan di jalanan,” kata Rully. Uniknya, saat kali pertama digelar banyak murid menyangka kalau turing sama dengan balapan.

“Pas bendera start dikibarkan mereka ngebut dan berlomba jadi nomor satu sampai tempat tujuan. Hasilnya banyak yang jatuh. Nah kini kesadaran mereka tentang safety makin besar dan riding skill mereka juga semakin baik,” tutur mereka lagi.

Sebagai pendidik mereka berharap safety riding masuk dalam kurikulum semua sekolah di mana saja. ”Idealnya masuk dalam materi pelajaran life skill education,” tutup mereka.

Setuju!

ANTARA PABRIKAN DAN SEKOLAH

Untuk wilyaha Jakarta-Tangerang, hampir seluruh SMA di kawasan ini telah mengikuti berbagai kegiatan safety riding. Baik itu yang dilakukan atas kerja sama dengan pabrikan motor maupun swadaya sendiri.

Pabrikan Honda dan Yamaha hampir tiap minggu mengadakan kegiatan ini. PT Wahana Makmur Sejati main-dealer Honda wilayah Jakarta-Tangerang misalnya, kerja sama dengan dinas pendidikan Jakarta terus aktif membina pelajar.

Toni Purnama, Safety Riding Dept. Head PT WMS mengatakan pelajar SMA di Jakarta saat ini mayoritas pergi ke sekollah menggunakan motor, untuk itu pihaknya memiliki kepentingan agar para pelajar ini mendapatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai cara berkendara yang benar. “Bahkan kami juga mengadakan kompetisi safety antar pelajar,” tambah pria berkantor di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat ini.

Parameter yang digunakan untuk penilaian terdiri dari beberapa. Di antaranya pelanggaran siswa di dalam area sekolah, pengetahuan mengenai Undang Undang No. 22 tahun 2009, pembangunan prasarana fisik dan lainnya. “Dengan adanya kompetisi ini diharapkan siswa bisa lebih mudah memahami pentingnya keselamatan berkendara,” semangat Toni.

Penulis/Foto : Isf@n, Hend/Isf@n

Tidak ada komentar:

Posting Komentar