Jumat, 29 Oktober 2010

Safety Gear Mahal ?

pict from www.oldguy.us

“Coba anda lihat helm diatas, apakah anda melihat “value/nilai” dari helm tersebut ? Helm tersebut telah melaksanakan tugasnya dan berhasil menghemat puluhan atau mungkin ratusan ribu dollar milik si empunya dari biaya pengobatan, rehabilitasi, pemulihan. Helm tersebut kira-kira berharga kurang dari 100 dollar harga barunya.”

Tergelitik dari membaca beberapa posting di blog, yang intisari-nya menceritakan tentang orang-orang yang menyesal karena kehilangan orang yang dikasihi dalam kecelakaan motor. Tidak memakai helm dan beberapa pelindung lainnya dikatakan merupakan penyebab hilangnnya nyawa yang bersangkutan. Ironisnya, ketidak mampuan untuk membeli peralatan-peralatan perlindungan itu menjadi alasan mengapa si korban tidak mengenakan alat-alat tersebut.

Mengenai cerita ini kemudian di pasang dalam sebuah milist otomotif, dan banyak anggota mailing list tersebut memberikan komentar. Ada yang mencemooh, ada yang memaklumi. Mencemooh si korban karena atas kesalahannya sendiri hingga harus merasakan musibah tersebut. Dan sebaliknya, memaklumi “ketidak-mampuan” si korban yang tidak bisa membeli alat-alat pelindung itu. Dari respon-respon ini, saya bisa melihat bahwa masih banyak cara pikir teman-teman dimana saja yang menganalogikan bahwa “Safety Gear” = “Mahal”. Coba kita pahami lagi…

Safety Gear adalah perlindungan terakhir. Ini adalah kalimat yang bisa dibuktikan kebenarannya. Kalau Tuhan sudah berkehendak, maka kita semuanya sebagai mahluknya hanya bisa pasrah dan berusaha. Kalau Tuhan berkehendak bahwasannya kita akan terjatuh dari motor sore ini, saat pulang kantor, maka tidak ada yang bisa mencegah. Terjatuh-lah kita. Tapi Tuhan maha adil. Manusia bukan berarti tidak diberi kesempatan untuk merubah nasib nya. Toch Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk berusaha, berusaha untuk menyelamatkan diri. Setelah itu, boleh lah kita pasrah.

Jadi, kalau sudah ditakdirkan untuk jatuh dari motor sore ini, kita harus siap-siap. Siap-siap dengan pertahanan dan perlindungan terakhir. Yang memisahkan diri kita dengan permukaan jalanan yang keras adalah pelindung diri atau “Safety Gear”. Yang memisahkan kulit kita dengan permukaan aspal. Dengan harapan, bisa mengurangi cidera dan luka-luka.
Tapi sungguh sayang, mungkin karena namanya “Perlindungan Terakhir”, kata “terakhir” ini menyebabkan peralatan-peralatan perlindungan ini menjadi benar-benar mendapat prioritas yang “terakhir” dalam benak kebanyakan orang. Kata mereka “yang penting beli motor dulu, yang lain nanti saja”. Hingga karena prioritasnya yang rendah, akhirnya jadi jauh lebih rendah dari kebutuhan-kebutuhan lain.

Maka wajar saja, karena prioritasnya yang di-nomor sekian kan, banyak yang mencari pembenaran bahwa safety gear itu “belum perlu”, “tidak perlu”, “bikin repot”, “bikin tidak nyaman” sampai pada pembenaran seperti “mahal”. Hingga pada waktu, maaf, hari naas. Dimana biaya pengobatan yang sangat mahal, mahal di dopet, mahal di rasa, mahal di perasaan, mahal di mental hingga mahal dalam penyesalan, kalau masih bisa menyesal.
Banyak orang bilang Mahal itu relatif.

Bagi sebagian orang, yang mengerti tentang pentingnya arti keselamatan entah karena pernah mengalami hari naas atau karena penyebab lain, membeli makanan seharga Rp 20.000 memang sangat mahal, tapi kalau membeli helm seharga Rp 500.000 akan terasa ringan dan lega.

Bagi sebagian orang, yang mengerti tentang pentingnya kenikmatan kuliner, membeli helm seharga Rp 500.000 tentu saja akan dianggap gila, tapi mengeluarkan kocek Rp 500.000 untuk sebuah steik di sebuah bintang lima jelas memberikan kepuasan tersendiri.


Bagi sebagian orang, yang bekerja keras sebagai kuli bangunan, yang bersedia menyicil motor Rp 500.000 sebulan demi anaknya agar bisa naik motor kesekolah dengan bangga bersama teman-temannya. Mau makan saja susah, tapi tetap harus menyicil motor setiap bulannya. Tapi apa yang didapat ?  Nyawa anak melayang ditelan maut kecelakaan. Apakah sepadan ? Mungkin harus saya ubah pertanyaanya, Apakah harga helm yang Rp 250.000 itu terasa mahal ? Eh… relatif murah atau relatif mahal ? Dalam penyesalan, sebuah helm menjadi tidak ada harganya, dibandingkan nyawa… “Kenapa si Tole tidak saya belikan helm……..?”,   apakah bapak tidak tahu, kalau untuk makan saja susah, apalagi mau beli helm ? .. “Saya tidak perduli berapapun mahalnya, yang penting anak saya jangan mati”.
Penyesalan selalu datang belakangan. Dan nilai suatu benda akan terasa disaat benda itu benar-benar beguna. Seperti helm yang melindungi kepala anda. Saat belum berguna, mungkin terasa mahal (bagi yang cari makan saja susah), tapi saat sudah berguna melindungi diri dari kematian…. harga bukan masalah.

Ayo kita hitung-hitungan. Apakah Safety Gear Mahal ?
Seorang pengendara motor, memiliki sebuah motor bekas. Dibeli dengan harga Rp 8 Juta.
Alasannya ? “Agar bisa memiliki transportasi sendiri yang bebas. Kemanapun mau pergi tinggal melaju saja. Murah dan cepat.”


Sebuah Helm Open Face. Rp 235.000.
Sebuah Sarung Tangan. Rp 50.000.
Sebuah Sepatu (menutupi mata kaki). Rp 150.000.
Sebuah Jaket . Rp 150.000.
Sebuah Celana Jeans. Rp. 100.000. (yang ini mau dihitung atau tidak, terserah, biasanya semua orang punya).
Total investasi safety gear,  Rp 685.000.

Berani beli motor cash Rp 8.000.000 mosok gak bisa nambah Rp 700 rb doang untuk safety gear ?

Berani cicil motor  Rp 660rb sebulan mosok gak bisa nambah nyicil extra buat nambung beli safety gear Rp 50rb sebulan ?

Kalau gak bisa persiapkan Safety Gearnya mendingan gak usah beli motor. Bisa beli motor mosok gak bisa beli helm ? Kalau emang susah makan, mosok motor bisa kebeli ?

Analoginya, makanan kalau kita makan akan memberikan faedah yang kurang lebih “sama”. Kenyang dan memperpanjang kehidupan. Walaupun faedahnya sama, tapi harga bisa berbeda-beda. Ada yang nasi putih + tempe + sayur asam, Rp 2 rb. Ada yang berupa daging panggang dengan nama “steik” yang harganya bisa mencapai Rp 500rb. Sama-sama kenyang, sama-sama jadi daging, dan sama-sama jadi ampas.

Demikian pula dengan safety gear. Ada Helm yang harganya Rp 200rb, ada yang harganya hingga Rp 12juta. Sama-sama melindungi kepala. Ya, belilah yang murah menurut anda dan sesuai kemampuan.

Baiklah…. Coba kita lihat harga sebuah safety gear ketika ia benar-benar befungsi sebagai mana mestinya.
1. Sebuah Helm. Harga Rp 285rb. Ketika ia berfungsi melindungi kepala maka sipengguna sudah menghemat biaya rumah sakit, biaya pengobatan, biaya operasi, biaya rehabilitasi, biaya rawat jalan, dsb yang nilainya antara Rp 25 juta hingga-tak terhingga. Itu pun bila kecelakaannya tidak fatal. Kalau kecelakaan fatal dan helm berhasil melindungi nyawa sipengguna, maka nilainya “tidak terhingga”. Atau hanya Tuhan yang tahu. Tapi anda bisa beli di toko helm dengan harga Rp 285rb saja (murah atau mahal ?).

2. Sebuah Sepatu menutupi mata kaki. Harga Rp 150.000. Dalam keadaan standar saja, sepatu ini sudah melindungi kaki dari permukaan aspal, dari lecet, dari keseleo, dari luka-luka, yang kalau tidak pakai sepatu maka pengobatannya bisa Rp 50rb hingga jutaan. Apalagi saat ia berfungsi melindungi kaki saat kecelakaan, dimana menghemat dari biaya rumah sakit, biaya rawat inap, pengobatan, operasi, biaya terapi, rehabilitasi, rawat jalan, dsb yang nilainya antara Rp 15 juta hingga-tak terhingga. Kalau sampai sang sepatu melindungi kaki dari amputasi, bisa jadi sang sepatu berjasa dengan nilai yang juga tak terhingga. Tapi anda bisa beli di toko sepatu seharga Rp 150rb saja. (murah atau mahal ?).

3. Sebuah Knee Protector. Harga Rp 150.000. Bila alat ini bekerja sesuai fungsinya, maka si pengguna menghemat biaya rumah sakit, biaya operasi tulang, biaya obat-obatan, biaya rawat inap, biaya rawat jalan, biaya alat bantu berjalan. Menghemat Rp 15 juta hingga tak terhingga. Namun anda hanya cukup membeli di toko-toko perlengkapan berkendara Rp 150rb saja. (lagi, murah atau mahal ?).

Mahal itu memang relatif… tapi untuk “Safety Gear”, jawabannya adalah MURAH dengan faedah dan kegunaan yang seharga NYAWA ANDA.

Posting Oleh newm4n

Hujan-hujanan tapi tetap seru dan aman.


Sekarang musim hujan, setiap hari hujan. Terkadang paginya hangat dan panas, tau-tau sorenya hujan. Pagi-pagi sebenarnya terlihat agak cerah, baru 15 menit jalan, tau-tau, tik-tik-tik… bunyi hujan dia dalam helm…. Langsung saja menepi dan siap-siap dengan sedikit repot mengenakan jas hujan. Repot sedikit tidak mengapa, yang penting pake jas hujan dan safety. Hujan deras hanya sebentar, 10 menit kemudian cerah lagi dan mulai terasa gerah dan panaaass. Dongkol sih, tapi, daripada hilang konsentrasi karena kepanasan, ya buka jas hujan, ganti jaket biasanya…. beberapa menit kemudian ….tik tik tik…

Pastinya apa yang saya rasakan pasti nyebeliiin banget. Tapi, eniwey, sebenarnya saya tidak mau curhat, cuma mau berbagi  beberapa tips dibawah ini sangat membantu anda-anda untuk tetap aman dan nyaman dalam perjalanan dibawah guyuran hujan.

Pertama-tama, belilah rain gear yang tepat
Memang banyak orang yang berfikir bahwa pake rain gear merepotkan. Ada yang berfikir gak nyaman. Ada juga yang sengaja gak bawa jas hujan karena mereka tidak ada tempat untuk membawa jas hujan dalam perjalanan. Sebenarnya mereka gak ngerti kali ya, bahwa pake jas hujan itu justru nyaman, tentu saja kalau memang dipakai dalam hujan. Kalo pakai jas hujan di terik sinar matahari, wadaw… panas boo.

Pake jas hujan tentu aja bikin badan tetap kering, ummm.. gak kering-kering amat sih, karena hangatnya tubuh dan sedikit keringat akan membuat kondensasi udara dan jas hujan akan menjadi sedikit basah disisi dalam. Jadi ya agak lembab. Tapi setidaknya tetap kering dan tidak begitu kedinginan.

Tidak pake jas hujan yang tepat, atau pakai jaket biasa, akan menyebabkan semuanya jadi basah. Basah-basahan sambil naik motor itu gak enak. Dinginnya sangat tidak menyengangkan. Belom lagi kalau sampai masuk angin.

Jadi, pergunakanlah pakaian yang tepat untuk menghadapi hujan. Kalau anda mau baca artikel ini cukup pada bagian ini saja, saya sudah senang, tapi anda akan lebih senang lagi dan anda akan berterima kasih pada diri anda sendiri kalau anda mau baca lebih jauh lagi.
Ok, pilih pakaian atau gear yang tepat (selain gear standar seperti Helm).

1. Belilah jas hujan yang berbentuk setelan. Biasanya terdiri atas 2 bagian, Bagian baju dan celana. Ada juga yang model over-all, dimana baju sama celana jadi satu, cuma model ginian udah jarang banget. Jangan beli jas hujan yang model ponco atau batman. Bahaya booo. Bayangkan kalau jas ponco anda terselip kedalam jeruji roda belakang. Bayang kan kalau jas ponco anda bagian depan menutupi lampu utama. Bayangkan kalau jas ponco anda tertiup angin dari depan dan serta merta menutupi helm anda.


2. Pakailah sepatu boot anti air. Kalau ada sepatu-sepatu khusus lain yang anti air, ya sah-sah saja. Yang penting air tidak masuk. Yang tinggi hingga betis adalah yang terbaik. Kalau pakai sepatu biasa yang tembus air, kaki akan terendam air dan dingin akan mengganggu konsentrasi anda.


3. Pakailah sarung tangan yang sebaiknya kedap air. Lebih bagus lagi kalau ada lapisan karet pada punggung tangan untuk menyeka air dari kaca helm.


Kalau anda sudah siap dengan gear-gear ini, tentu saja dengan menggunakan helm, maka perjalan dalam hujan akan menyenangkan, jauh dari siksaan-siksaan dingin.

10 hingg 15 menit pertama sejak mulai turun hujan adalah paling licin.
Yap, ini adalah logika sederhana-sederhana saja. Dari waktu kewaktu, kendaraan mengotori jalanan. Entah itu percikan oli, bahan bakar, bahkan tanah atau pasir. Saat awal hujan, kotoran-kotoran tersebut tercampur dengan air dan menjadikan jalanan lebih licin. Hingga beberapa saat kemudian air membasuh kotoran-kotoran tersebut ke tepi jalan.

Jadi kalau mulai tik-tik-tik, hujan mulai turun, strategi yang terbaik adalah menepi, mampir ke warung kopi dan menikmati kopi hangat sambil menyiapkan jas hujan. Sambil menunggu jalanan lebih basah dan bersih dari kotoran-kotoran terutama tanah dan pasir.
Wadaw, gak bisa minggir pak, saya buru-buru. Okelah… yang penting jalannya lebih hati-hati dan jalan dengan kecepatan yang lebih rendah. Alon-alon, asal kelakon.

Hindari permukaan jalan yang tampak mengkilat.
Hhmmm.. maksudnya gak harus selalu mengkilat sih, yang saya maksudkan adalah apapun yang terbuat dari besi. Banyak contohnya, seperti rel kereta api, baja sambungan jembatan, ramp up/down yang terbuat dari besi. Ban yang terbuat dari karet akan menjadi sangat licin jika berjalan diatas metal/logam yang basah.

Selain itu, cat jalanan, seperti garis-garis marka jalan berwarna putih atau kuning. Permukaan cat ini juga menjadi sangat licin. Percaya deh.

Pelan-pelan bro dan sis.
Ini logika sederhana lagi. Dalam hujan, apapun permukaan di jalan pasti akan lebih licin dari biasanya. Otomatis pengereman akan lebih kurang efektif karena jarak pengereman yang memanjang.

Ikuti jalur ban orang lain.
Kalau anda membuntuti mobil, ikuti salah satu jalur bannya, jangan tepat ditengah mobil. Dengan demikian anda punya 2 keuntungan; Pertama, bilamana si mobil tiba-tiba melakukan pengereman, anda dengan mudah menghindar. Kedua, kalau anda melintasi genangan air dimana bisa saja ada lubang yang cukup dalam atau besar dibawah genangan tersebut, anda dengan mudah tahu karena ban mobil depan anda akan segera tenggelam saat melintas.

Sama juga dengan motor, kalo bisa, mengekor saja dan jaga jarak. Perhatikan jalur track motor didepan. Jangan jadi yang terdepan, karena yang terdepan akan merasakannya (terkena hazard) pertama kali. Kalau toch anda harus yang terdepan, hindari genangan air sebisa mungkin, anda tidak tau apa yang ada didalam sana.

Kalau anda rasa (feeling) bahwa track itu licin, maka track itu benar-benar licin.
Jangan pernah menduga-duga. Kalau anda ragu, sebaiknya jangan lakukan. Kalau anda lihat jalanan yang sepertinya terlihat licin, berpasir dan ada lumpur basah diatas jalan, jangan menduga-duga traksinya. Percayalah bahwa kalau perasaan anda mengatakan jalur itu licin, maka jalur itu benar-benar licin. Maka, berhati-hatilah. Percaya pada feeling dan mata anda.

Pergunakan Face Shield yang benar-benar melindungi muka.
Beberapa orang lebih senang jika hanya menggunakan kacamata motor, ya semacam googel gitu. Tapi, pada kecepatan 80 km/h keatas, tetesan air hujan bisa cukup menyakitkan. Sungguh tidak nyaman lho…

Satu Aksi
Mungkin anda agak bingung dengan istilah ini. “Satu Aksi”. Maksudnya begini. Kita harus mulai memikirkan roda-roda motor kita. Dalam kondisi normal dan kering, kita sering kali melakukan banyak aktifitas traksi dalam saat yang bersamaan. Berbelok sambil akselerasi, berbelok sambil melakukan pengereman, dan sebagainya.

Jadi maksud saya dengan “Satu Aksi” adalah, kita sebaiknya mulai mengurangi beberapa aktifitas yang dilakukan secara bersamaan disaat hujan-hujanan. Jika sedang menikung, sebisa mungkin tidak sambil melakukan pengereman berlebih. Juga saat menikung sebaiknya tidak melakukan akselerasi berlebihan.

Atau dengan kata lain, memaksimalkan traksi ban untuk satu kegiatan saja disaat hujan, berbelok, mengerem atau akselerasi. Jangan di campur-campur ya.

Kesimpulan
Berkendara dalam hujan tentu saja bisa kita lakukan dengan baik dan aman. Juga menyenangkan. Selama anda perduli akan keselamatan anda sendiri, mengerti resiko-resiko yang bisa timbul dan mengambil tindakan yang tepat untuk menanggulangi resiko-resiko itu tadi.

Jangan biarkan hujan menghentikan anda dan menghilangkan kesenangan yang bisa anda peroleh dalam perjalanan.

Posting Oleh newm4n

Sand Riding, Tips Diatas Pasir

Berjalan diatas pasir
(gambar diatas ada lah milik http://yufinurcan.wordpress.com)

Lagi asik jalan-jalan santai, di sepajang jalan di samping garis pantai selatan Jawa. Memang asik dan menyenangkan sambil sekali-kali berhenti dan menikmati panorama pantai. Tiba-tiba… Yay… PASIR !!!.

Motor-motor general purpose kebanyakan dan skuter atau motor-motor sport yang beredar tidak didesain untuk berjalan baik di atas pasir. Walaupun begitu, kalau keadaan dan situasi memaksa, ya terpaksalah tunggangan kita tersayang tetap harus ditunggangi juga diatas pasir. Percaya atau tidak, diatas pasir, peraturan jalan raya berubah total.

FAST tidak mengajarkan secara praktek bagaimana berkendara motor diatas pasir. Sebab, menurut kami, untuk dapat benar-benar merasakan berkendara diatas pasir benar-benar harus menggunakan track pasir yang tidak hanya gundukan parit pasir sepanjang 3-4 meter saja, tidak bisa mempraktekan menikung dipasir, tidak bisa mempraktekan snaking diatas pasir, braking, dan sebagainya. Kalau benar-benar ingin coba, silahkan datang ke pantai terdekat dan coba-coba disana. Atau silahkan join ke sekolah-sekolah kursus Motor Cross.

Walaupun demikian, demi anda semua pengunjung website FAST yang setia, berikut ini adalah tips-tips riding diatas pasir. Walaupun tips ini sesungguhnya adalah tips-tips motor cross, tapi coba kita baca lagi, mungkin ada gunanya bagi kita-kita yang menggunakan motor-motor non motor cross.

Jangan terlalu menggunakan rem depan saat diatas pasir

Tips-tips ini dikumpulkan FAST dari beragam website-website diluar sana yang secara murah hati memberikan tips-tips mengenai Sand Riding.
  1. Gunakan sepatu yang lebih tinggi, tidak hanya sekedar menutupi mata kaki, tapi kalau bisa sedekat mungkin mulut sepatu ke lutut, makin baik. Karena pasir mudah sekali memasuki sepatu dan kalau sudah didalam sangat tidak nyaman, apa lagi pasir dengan butiran yang lebih besar.
  2. Kalau anda bisa memilih track, pilihlah track pasir yang basah dan terlihat padat.
  3. Kalau anda bisa memilih motor, pilihlah motor dengan tenaga dan torsi yang besar, karena diatas pasir, anda memang benar-benar membutuhkan tenaga. Kecuali anda adalah seorang rider bertubuh kecil dan ringan, so, mesin dengan cc kecil pun cukup.
  4. Kalau anda mengetahui bahwa sebagian besar medan adalah pasir, turunkan tekanan ban anda sampai 10 atau 12 psi, yang penting anda tidak menabrak benda-benda keras diatas pasir, seperti batu, kayu atau akar-akaran karena bisa membuat velg anda bengkok. Ban yang sedikit “kempes” memiliki traksi yang sangat baik diatas pasir.
  5. Kalau perjalanan anda melintasi gurun yang panjang (hi hi hi, ini tips pasti buatan orang amrik, atau orang-orang sahara), persiapkan bensin ekstra. Perjalanan diatas pasir membutuhkan tenaga extra karena akan banyak nge gas terus dan jelas akan cepat menguras bahan bakar.
  6. Ketika bergerak diatas pasir, berdiri diatas foot step dan coba pindahkan berat kebelakang, usahakan ban depan menekan permukaan pasir dengan ringan dan konsentrasikan berat pada roda belakang. Kalau roda depan terlalu menekan permukaan pasir, bakalan nyungsep, dan tergantung pada kecepatan, anda bisa saja terlempar melewati stang saat nyungsep.
  7. Berat yang terkonsentrasikan kebelakang akan meringankan roda depan untuk lebih bebas mencari arah dan lebih ringan bagi stang untuk diputar-putar.
  8. Gas terus dan terus. Secara naluriah, kita akan mengurangi gas saat terasa roda depan seperti berubah arah (karena dinamika pasir yang bergeser saat dilalui), hal ini justru memperburuk keadaan, segeralah berdiri, tarik stang kebelakang (pindahkan berat kebelakang) dan GAS, roda depan akan terangkat dari pasir dan segera arahkan ke jalur yang anda inginkan, sambil terus di GAS.
  9. Saat anda berdiri diatas foot step, usahakan kedua kaki tetap mengapit body motor, untuk kestabilan.
  10. Jika anda melakukan tikungan tajam diatas pasir, duduklah dan usahakan duduk sebisa mungkin maju kedepan (beberapa tips menyarangkan agar duduk diatas tangki) agar mengurangi berat yang tadinya terkonsentrasi pada roda belakang, miringkan motor dan naikan gas, roda belakang akan memuntahkan pasir, salah satu kaki mungkin diturunkan.
  11. Percaya diri yang tinggi. Tidak usah terlalu khawatir terjatuh karena pada-dasarnya anda akan jatuh diatas pasir yang jelas tidak sekeras aspal. Diatas pasir orang mudah terjatuh, dan syukurlah tuhan maha adil, jatuh diatas pasir tidak lah sefatal jatuh diatas aspal. Walupun demikian, tetap gunakan safety gear yang memadai. Confident !!!
  12. Selalu menggunakan helm yang memiliki penutup mata yang baik, baca lagi, penutup mata.
  13. Sebisa mungkin tidak melakukan pengereman diatas pasir, karena diatas pasir yang agak dalam, cukup mengurangi gas akan dengan cepat mengurangi kecepatan anda. Itu lah dalam tips sebelumnya anda harus aktif menggunakan gas.
  14. Kalaupun anda melakukan pengereman, gunakan kedua rem dengan  rem belakang yang lebih berperan untuk menghetikan motor, karena rem depan akan menyebabkan roda depan tenggelam kedalam pasir dan anda akan nyungsep.
  15. Aturlah agar anda melintasi pasir dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada yang biasanya, karena kecepatan yang rendah justru menyebabkan roda-roda motor tenggelam kedalam pasir. (Ini jelas gak bisa diajarkan dalam parit pasir).
  16. Pada saat start, mulailah tingkatkan kecepatan secara gradual, tidak semerta merta tarik gas, karena motor akan “fish tailing” gila-gilaan.
  17. Pasir akan menyiksa motor anda. Butiran-butiran pasir akan menempel pada sendi-sendi motor yang bergerak dan akan meng”amplas” bagian-bagian itu. Karenanya, selesai berkendara, segera bersihkan motor dari pasir. Bersihkan saringan udara dan gunakan pembersih rantai yang baik tanpa menyebabkan pasir menempel pada rantai dan gear.
Naek motor diatas pasir pantai.

Naah, sekarang anda bisa coba sendiri !!! Kepantai Yuuuks.
 
Posting Oleh newm4n

Berkendara Di Malam Kelam


Secara non-proporsional, jumlah kecelakaan dimalam hari lebih besar dibandingkan kecelakaan disiang hari. Oke, oke, malam hari memang yang “bawa” kendaraan lebih sedikit dibandingkan dengan siang hari, secara logis memang jumlah kecelakaan lebih sedikit. Jumlah-nya memang lebih sedikit tapi secara prosentase dibandingkan dengan kendaraan yang ada dijalanan pada waktu-waktu tersebut, lebih besar kemungkinan kecelakaan diwaktu malam. Got it ? “A disproportionately high rate of accidents occure between dusk and down”

Yang paling mudah diidentifikasi tentang penyebab besarnya rasio kecelakaan malam hari adalah, jelas, gelap. Heh, maksudnya kurang cahaya dimalam hari. Ya iya laahh… malam gitu loch. Baca dari salah satu hasil riset orang Amrik, National Safety Council (NSC) yang mengatakan bahwa 90 persen reaksi pengendara motor itu tergantung dari apa yang dilihat oleh si pengendara motor. Apalagi kalau si pengendaranya adalah orang-orang yang sudah “mulai ber-umur”, atau papi-papi dan opa-opa kita. Karenanya, kalau mau “jalan” malam, yang harus siap ya itu, mata-nya dulu.

Dengan jalanan yang kurang cahaya penerangan (seperti jalan-jalan antar kota atau propinsi), gelap-gelapan, lampu depan yang kurang mantap, tambah lagi yang bawa motor udah papi-papi, walah… ya sudah, jelas sangat berbahaya jalanan seperti itu, layaknya berperang di medan yang gelap gulita. Berperang melawan motor-motor lain (apa lagi belakangan ini banyak motor tanpa lampu sama sekali, rongsokan amit-amit) yang bercampur dengan mobil-mobil kecil-besar sampe truk-truk raksasa ber-ton-ton, kadang kala hewan-hewan macam kucing-anjing atau kambing yang justru aktif dimalam hari (err.. kayak kelelawar aja). Semua musuh-musuh itu harus diperangi di malam hari. Dan sungguh, yang berpihak sama kita cuma dewi kantuk… sigh.

Wow, banyak juga musuhnya ya. Seorang optometrist (seorang yang ahli dalam bidang kemampuan pandang, sistem penglihatan dan mata) dari amrik, juga seorang biker, Dr. Diana Risko mengatakan “Retina mata itu biasanya di-”desain” untuk situasi yang terang”, lanjutnya “Hanya sekitar 15 persen dari reseptor cahaya di mata itu dipergunakan dalam kegelapan. Suasana gelap akan membuat pupil mata membesar, dan sorotan cahaya dari mobil yang datang dapat mematikan sementara reseptor-reseptor yang ada dalam mata, menjadikan apa yang anda lihat hanyalah berupa kilasan cahaya putih saja.”, tambahnya “Astigmatism (mata buram) sesaat saat di sorot lampu dari depan biasanya dirasakan, setelah cahaya berlalu mata akan kembali ter-koreksi. Hanya saja, kalau terlalu sering, keburaman bisa menjadi permanen.” Itu kata dokter biker…. Seperti memandang matahari….
Sebelum papi, opa, om, tante, bro, sis menjadi khawatir, ada beberapa cara dan tips yang bisa diperhatikan dan diamalkan saat matahari terbenam.

Persiapan.
Yang paling gampang untuk mempersiapkan diri menghadapi hari yang gelap adalah, mempersiapkan tunggangan anda. Maksudnya, setelah cimot (cuci motor) he he, lakukan pengecekan pada sistem kelistrikan, terutama pada lampu-lampu. Pastikan, lampu besar hidup, lampu rem belakang hidup, lampu sein berfungsi. Kalo motor papi atau opa menggunakan windshield, itu windshield hendaknya dilap dan dibersihkan paling tidak dua kali seminggu. Kaca helm juga demikian.

Kalau berkendara menggunakan helm full-face, yakinkan kalau kaca helm-nya bebas gores dan juga embun. Kaca yang baret-baret menyebabkan bias cahaya menyebabkan cahaya kecil menjadi besar dan menutupi penglihatan, kaca yang melengkung (peang) menyebabkan 1 titik cahaya berubah menjadi 2 atau lebih titik. Dua titik cahaya mobil jadi kelihatan empat titik… he he.. lebay. Ganti aja kacanya kalau sudah begini mah. Naaaahh untuk urusan embun, saya ada tips… anda bisa menghilangkan embun dengan menggunakan resep lama, caranya lepas kaca helm, pergunakan saliva anda, cuih… kebagian dalam kaca helm, lap dengan kain yang bersih dan abrakadabra !!! Lapisan anti kabut instan !!! … yay… jijay bajay… Okey okey… ampuun. Ya sudah, mbak-mbak yang gak suka jijik-jijik, boleh beli shaving cream sebagai ganti saliva. sigh… Kalau mau anti-fog yang beneran, anda bisa beli di toko-toko asesori motor.

Buta oleh Cahaya
Perlu diingat, kesilauan biasanya tergantung pada yang punya mata. Pengendara motor yang berumur punya mata yang lebih sensitif dibandingkan mata anak muda, jadi, kalau menurut anak muda, lampu depan putih (biru) terang benderang terlihat “keren”, lampu tersebut akan sangat menyilaukan bagi papi dan opa. Jadi, kalau anda pake lampu depan yang sangat terang, cobalah untuk bertenggang rasa. Cahaya lampu yang terlalu terang justru membutakan orang-orang yang seharusnya anda minta perhatiannya. Ingin nge-dim untuk minta jalan, justru bikin orang yang di-dim menutup mata. Wadaw.


Lampu-lampu HID banyak dipergunakan pada motor-motor dan mobil. Kalau sudah terpasang, saat diatas motor, anda akan sangat menikmati terangnya lampu dan juga luasnya jangkauan cahaya. Kalau anda duduk dimotor yang datang dari arah berlawanan, maka anda akan berpikir sebaliknya, anda akan memaki dan mengumpat karena kesilauan. Sebagai nasihat umum, jangan pergunakan lampu jauh kalau anda berada dibelakang kendaraan lain, karena menyilaukan pengendara di depan oleh pantulan spion, dan juga saat ada kendaraan dari arah berlawanan. Latih pandangan malam anda untuk memanfaatkan lampu kendaraan didepan anda sebagai penuntun.

Lebih Pelan
Karena perjalanan malam mengurangi jarak dan kualitas penglihatan, anda sebaiknya berkendara lebih berhati-hati dan berjalan lebih pelan. Lebih susah memang menentukan kondisi jalan dimalam hari, lubang yang besar dan jelas terlihat disiang hari terkadang susah terlihat dimalam hari. Arah jalan juga lebih susah diketahui apalagi di jalan-jalan menikung perbukitan. Selalu awas dan siap untuk melakukan pengereman darurat. Jika anda ragu, jangan lakukan. Manfaatkan lampu dari kendaraan lain dan juga lampu motor anda untuk mengetahui kondisi jalan.
Dalam tikungan, bersiap-siap untuk antisipasi kalau-kalau tikungannya ternyata sangat tajam, selalu awas melihat cahaya yang timbul dari balik tikungan.

Tentukan Posisi
Jangan terlalu lama dibelakang truk besar atau dalam blind-spot kendaraan lain. Jadikan diri anda terlihat. Bagian tengah jalan mungkin posisi yang terbaik bila memungkinkan, karena jika anda terlalu kepinggir anda akan menyatu dengan lampu-lampu yang hidup dipinggir jalan. Selalu memberi ruangan ekstra saat anda berdekatan dengan kendaraan lain, sehingga anda bisa mengantisipasi apabila kendaraan tersebut melakukan gerakan yang tidak diduga.

Istirahat lah.
Gak perlu dikasih tau, semua juga tau, kalau tidak baik berkendara dalam keadaan lelah, apa lagi ngantuk. Perjalanan naik motor yang terlalu jauh akan menyebabkan anda kelelahan dan membuat anda berpindah ke “auto pilot”, dimana otak secara naluriah mengontrol aktifitas berkendara namun kesadaran anda mulai redup, refleks mulai hilang dan kemampuan untuk mengenali bahaya mulai berkurang sampai akhirnya benar-benar … “off” (fatigue). Snack dan makanan kecil, serta pelemasan (stretching) dapat menolong meringankan kelelahan.

Terlihat.
Gunakan selalu pakaian yang menyala dan mencolok, pakaian yang terang, mencolok dan memantulkan cahaya akan menjadikan anda mudah terlihat dalam kegelapan. Mobil-mobil yang membuntuti anda dari belakang akan melihat punggung anda, maka jadikan punggung anda mencolok. Mobil dari samping akan melihat sisi-sisi anda, maka jadikan tangan dan sisi pakaian anda mencolok. Anda bisa membeli pita-pita sticker di toko-toko asesoris motor, bilang saja “bang, beli sticker 3M dong”…10 ribu rupiah satu roll, murah kan ? lilitkan disekitar pakaian anda sebelum perjalanan malam. Atau anda bisa lakukan seperti yang mereka lakukan di http://www.streetglo.net/.


Oh ya, jangan lupa, hidupkan selalu sein jika anda ingin berbelok atau menikung, hingga orang lain bisa mengetahui niat anda. Jika mau nge-rem, anda bisa mencoba mengedipkan rem.

Menyala-lah
Seperti yang anda ketahui, lampu dari motor anda merupakan senjata utama dimalam hari. Hal-hal kecil seperti membersihkan kaca lampu, mika rem atau mengganti bohlam lampu dapat memberikan efek yang besar. Memberi lampu tambahan seperti lampu putih ekstra juga baik karena menjadikan anda dapat melihat kedepan dengan baik. HID juga demikian selama anda secara santun dalam penggunaannya.

Atur-atur
Motor yang baru anda beli mungkin memilikan setting dimana lampu terlalu turun atau terlalu naik. Coba baca buku manual pemilik, dan cari cara untuk mengatur ketinggian sorotan lampu. Mungkin anda butuh obeng ? Ehm… ada yang nanya, harusnya kita pasang lampu seberapa tinggi sih om ? Wedew, gak ada aturan khusus dan tertulis untuk ini (terima kasih pada Bro Wisnu Yudha Pratama yang mengkoreksi kami, bahwasannya ada PP yang mengatur jarak jangkauan lampu, namun tidak secara detil mengatur ketinggian sorotan. Silahkan baca ulasannya dibagian akhir artikel ini.), pokoknya asal tidak terlalu tinggi dan menyilaukan pengendara lain baik secara langsung atau memantul, dan kalau pendapat saya pribadi, pokoknya asal cahaya bisa menerawang minimal 4 detik kedepan. Lho, kalau gitu, dalam kecepatan tinggi lampunya harus menyorot jauh kedepan dong om ? kalau lampu anda sudah tidak bisa menerangi 4 detik didepan, berarti motor anda sudah telalu kencang dik.

Mata-mata
Yang terpenting, lagi, periksalah mata anda. Sebentar saja mengunjungi dokter mata untuk periksa, walau anda merasa normal, tidak ada salahnya. Jika anda mudah merasa silau atau buram jika terkena cahaya maka hendaknya anda tahu bahwa anda harus lebih berhati-hati. Jika anda pengguna kaca mata, saat berkendara sebaiknya anda menggunakan lensa kontak, karena tidak mengganggu kaca helm saat penggunaannya.
Pokoknya, jangan jadikan kegelapan sebagai penghambat anda mencapai tujuan dan kenikmatan anda berkendara. Jalanan memang medan perang dimalam hari, tapi anda pasti bisa melewatinya dengan kesadaran yang cukup tentang arti keselamatan.

Ulasan mengenai sorotan lampu depan
Bro Wisnu Yudha Pratama memberikan koreksi, thanks bro ; beliau mengatakan  ”Ada aturan khususnya koq…coba baca bener2 attachment dr gw deh….terutama pasal 30 s/d pasal 43″. Dalam email beliau ditambahkan attachment PP 44 tahun 1993 yang isinya antara lain
“Pasal 30, ayat 1 : Lampu utama dekat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf a berjumlah 2 (dua) buah, berwarna putih atau kuning muda yang dipasang pada bagian muka kendaraan dan dapat menerangi jalan pada malam hari   dengan cuaca cerah sekurang-kurangnya  40 meter ke depan kendaraan.”
“Pasal 31, ayat 2 : Lampu utama jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dapat menerangi jalan pada malam hari dalam keadaan cuaca cerah sekurang-kurangnya :
a.   60 meter untuk kendaraan bermotor yang dirancang dengan kecepatan lebih besar dari 40 km/jam dan tidak lebih dari 100 km/jam;
b.   100 meter untuk kendaraan bermotor yang dirancang dengan kecepatan lebih dari 100 km/jam.”

Kalau peraturan pemerintah ini dibandingan dengan nasehat yang diberikan oleh FAST, “lampu mencakup jarak 4 detik kedepan” maka :
1. Pada 40 km/jam = 11.11 meter/detik. Dalam 4 detik maka cakupan jaraknya adalah 44.44 meter.
2. Pada 100 km/jam = 27.78 meter/detik. Dalam 4 detik maka cakupan jaraknya adalah 111.11 meter.

Saran FAST kurang lebih akurat dan sama dengan PP 44 tahun 1993 ini dan justru malah punya standar yang lebih fleksibel.

Selanjutnya, mengenai ketinggian lampu, PP ini juga mengatur ;
“Pasal 34 ayat 3 ; Lampu posisi depan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), dipasang pada ketinggian tidak melebihi 1.250 milimeter dan harus dapat dilihat pada malam hari dengan cuaca cerah pada jarak sekurang-kurangnya 300 meter dan tidak menyilaukan pemakai jalan lainnya.”

Pasal ini tidak mengatur secara eksplisit ketinggian “sorotan” lampu depan. Disitu cuma menyebutkan “…tidak menyilaukan pemakai jalan lain”, jadi benar juga, tidak ada aturan yang eksplisit menentukan ketinggian sorotan.

Ogah Safety


Hendrik, baru bangun pagi. Sambil melawan rasa kantuk yang terus menggelayuti kelopak matanya ia bangun dan bersiap-siap untuk pergi bekerja. Setelah berpakaian rapi, usai sarapan pagi dengan setangkup roti selai kacang ia pun bergegas mengeluarkan motor dari ruang tamu tempat ia biasa memarkir motornya. motor yang biasa berstandar miring itupun ia tegakkan dari sisi kiri dan dituntun mundur melewati pintu ruang tamu. Apa yang terjadi kemudian ? Karena lupa menaikan standar samping, dan juga tidak mengenakan sepatu, standar samping yang masih turun menghajar punggung kaki kiri ketika motor meluncur mundur tepat di lubang pintu. Luka pada punggung kaki itu harus dijahit, 5 jahitan.

Joko sudah naik motor selama 3 tahun belakangan ini. Tinggal di komplek perumahan sederhana di Bandung Selatan. Selama ini, anak kuliahan ini selalu pergi ke kampus naik motor dengan gaya berkendara motornya biasa-biasa saja. Hari itu hari libur dan yang ingin dilakukannya adalah hanya bermalas-malasan. Usai nonton tv seharian Joko merasa lapar dan terfikir untuk keluar komplek mencari jajanan. Jarak dari rumah hingga komplek pertokoan depan hanya beberapa ratus meter saja. Ia pun menuntun motornya keluar dari garasi dan menhidupkan motor. Dengan berpakaian seadanya Joko menaiki motor dan memeriksa kantong apakah ada uang cukup membeli semangkuk mie instan rebus. Sial, belum keluar dari komplek, Joko menabrak tukang sampah yang menyebrang tanpa menengok kiri dan kanan, sontak grobak sampah yang ukurannya lumayan besar itu terguling menumpahkan sebagian isinya. Sedikit lecet di siku dan memar di pelipis dirasakan oleh Joko, plus bau amis dan anyir dari sampah yang bertebaran di sekujur tubuhnya serta sedikit sumpah serapah tertahan oleh si tukang sampah.

Kejadian ini bukan hanya fantasi belaka, mereka benar-benar merasakannya.
Saya ingin mengajak pembaca untuk berfikir dan bercermin. Apa sih yang menyebabkan orang-orang itu, atau diri kita sendiri malas melindungi dirinya sendiri dari ancaman-ancaman atau resiko yang bisa terjadi kapan saja, dimana saja. Apakah mereka tidak tahu bahaya-bahaya-nya berkendara motor ? Atau tidak mau tahu ? Atau sebenarnya mereka tahu tapi mereka tidak perduli ?

 
logo THINK (gerakan road safety di Inggris)

Pernah kah anda meminta anak, teman atau saudara untuk mengenakan safety gear yang lengkap walaupun untuk perjalanan jarak dekat ?

“Ogah Pah !!”, “Malas ah, perjalanan dekat ini kok”, “Panas-panas gini elo suruh gue pake jaket ?”, “Repot ah kalau harus pake sepatu”, bahkan ada yang menjawab “Tenang bro, gue sudah bawa motor 15 tahun, gak kenapa-kenapa kok”.
Berbagai alasan dan pembenaran mereka katakan agar tidak perlu mengenakan safety gear yang memadai.

Jadi apa yang sebenarnya menjadi penyebab orang malas dan ogah safety ?
Underestimate, atau bisa diartikan menganggap enteng. “Cepat kok, paling lewat pinggir jalan juga cepat sampai.”, “Jalannya pelan saja kok, jadi gak bahaya”… Menganggap enteng resiko-resiko yang bisa saja muncul. Penyebab ini adalah penyebab yang paling banyak membuat orang-orang enggan memperhatikan keamanan berkendara.

Over Confidence, atau terlalu percaya diri atau menganggap keahlian diri terlalu tinggi. “Gue ? Jatoh ? Gak mungkin..”, “Saya sudah bawa motor sejak tahun 1995, jadi gak usah ngajarin saya cara bawa motor !!”… Biasanya mereka-mereka yang telah lama berkendara motor, atau biasanya dari kalangan pembalap atau mereka-mereka yang “merasa pembalap”. Karena terlalu tingginya keyakinan diri, mengakibatkan seseorang menjadi terbutakan dan tidak mampu lagi menilai resiko secara proporsional.

Confident Through Arrangement. percaya bahwa segala sesuatunya sudah aman. “Motor manteb neh, abis service, jadi gak bakal ada masalah”… Dari kondisi lingkungan ataupun kondisi kendaraannya. Berkendara di tengah malam adalah salah satu contoh, dimana kita yakin bahwa jalanan akan sangat sepi, hingga kecepatan ditambah. “Tahukah anda, bahwa bukan hanya anda yang merasa jalanan itu sepi ditengah malam ?”.

Permissive. Pederitaan ringan yang lantas dijadikan alasan untuk tidak mau memikirkan resiko. “Gile, panas-panas gini suruh pake helm ?”, “Repot amat, mau jalan harus pake ini, itu, siap-siap aja harus ber jam-jam”… Kadang rasa panas dan pengap mengenakan helm fullface, dan menggantinya dengan helm halfface. Rasa malas menjadikan orang menjadi “permissive” dan mengabaikan resiko-resiko yang bisa timbul.

False Resignation. Atau kepasrahan yang tidak pada tempatnya. “Yah, kalau sudah nasib mah kita cuma bisa terima saja”, “Hidup mati orang ditangan Tuhan, jadi gak usah mendahulu-Nya.” Memang benar kalau hidup dan mati seseorang sudah diatur oleh yang Maha Kuasa. Walaupun demikian, Dia pun memberi kesempatan bagi manusia untuk merubah nasibnya, agar nasib buruk tidak terjadi pada manusia atau justru mengurangi penderitaan yang bisa timbul.

Kalau kita perhatikan lagi, semua itu datang dari fikiran anda sendiri. Underestimate, Over Convidence, dan seterusnya adalah produk-produk fikiran anda sendiri. Maka, kalau anda sampai kecelakaan dan terluka, maka itu bukan sepenuhnya salah orang lain. Anda juga bisa-bisa berperan atas apa yang anda alami sendiri.

Nah, coba fikirkan lagi. Ketika anda ingin naik kemotor, selalu tanam dalam fikiran anda, bahwa perjalanan anda sangat berbahaya, jauh atau dekat. Bisa sejak anda mengeluarkan motor hingga anda tiba ditujuan dan turun dari motor. Resiko selalu mengintai dan siap menerkam anda disaat anda lengah dan buang jauh-jauh segala hal dalam fikiran anda yang bisa menjauhkan anda dari fikiran Safety. Sebelum anda menyesal.

Dimulai dari isi kepala anda


Resiko terbesar adalah apa yang “ada dikepala” anda sendiri. Apa yang anda pikirkan dan apa yang anda ketahui. Masalahnya adalah, apakah terfikirkan atau tidak ? Apakah anda mengetahui atau tidak ? Atau justru Apakah anda perduli atau tidak ? Ha, jawab sendiri ya.
Anda mungkin sudah tau bahwa kalau tidak pakai helm akan ber-resiko kena tilang polisi. Anda juga pastinya sudah tahu kalau tidak pakai helm dan terjatuh bakal punya resiko kematian yang tinggi. Apa yang akan anda lakukan setelah anda tahu ? He he he nenek-nenek (ugh… maaf ya nek) juga tau, “Pakai helm lah cuuuuk”. Dasar manusia, walaupun dikasih akal dan kecerdasan serta kesempatan, tetap saja ada yang seperti digambar dibawah ;



Memang, pemakai motor sudah banyak yang pake Helm, dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Di pinggiran kota sih jangan tanya, tetap sangat banyak yang gak bener, maksudnya gak pake helm. Yah itu kembali lagi, apa yang ada di kepala orang-orang pinggiran he he he.
Nah, yang jadi masalah adalah, kalau yang bersangkutan sudah terfikirkan dan sudah tahu tentang resiko. Makin parah lagi kalau sudah sadar. Tapi masih tetap saja nekat. Sudah tahu kalau melawan arah itu sangat berbahaya, dan melanggar lalu-lintas, tapi tetap saja.


Ampun deh. Dah tau resiko, sudah mengerti tapi tetap saja mengambil resiko yang tidak perlu. Kalau sudah kecelakaan, hanya ada penyesalan.
Jadi apa sih sebenarnya yang jadi masalah ? Masalah yang sebenarnya adalah bukan apa yang terlihat, bukan resiko jalanan yang licin, bukan resiko padatnya lalulintas yang mengancam dan arus yang berlawanan, bukan resiko kepala yang pecah karena terkantuk batu, bukan resiko di tilang polisi karena tidak patuh peraturan.

Melainkan resiko yang ada didalam kepala anda seperti :
1. Underestimate : Menganggap enteng keselamatan dan resiko.
2. Overestimate : Menganggap lebih kemampuan diri sendiri.
3. Over confident : Terlalu yakin bahwa segalanya telah tertangani dengan baik.
4. False Resignation : Pasrah pada nasib yang tidak pada tempatnya.
5. Comfort Reason : Alasan-alasan kenyamanan.

Yap, dari semua 5 poin diatas, datangnya dari dalam kepala anda sendiri. Maka, “PERBAIKI DULU KEPALA ANDA”.

 
Posting Oleh newm4n

Mengapa ambil resiko ? Selalu Helm Full Face

helmet-impact 

Sesuai peraturan pemerintah, dan juga literatur-literatur yang banyak beredar di dunia saat ini mengenai penggunaan helm, disebutkan bahwa seluruh pengendara motor, baik yang mengendarai dan penumpangnya wajib menggunakan helm. Disebutkan juga, bahwa tipe helm yang boleh dipakai adalah helm Full-Face dan helm Half-Face. Melihat kategori helm yang boleh dipergunakan ini, bisa kita lihat, bahwa kedua jenis helm lebih difungsikan untuk melindungi seluruh bagian batok kepala, mengingat tingkat fatalitas yang bisa terjadi apabila terjadi cidera dibagian kepala. Bedanya adalah, helm Half-Face tidak melindungi bagian wajah dan rahang bawah.

Sebuah riset dulu, sekitar tahun 1977-an, oleh Dietmar Otte, yang membuat statistik tentang lokasi benturan yang terjadi pada helm, menunjukan lebih dari 30% kemungkinan benturan pada helm saat kecelakaan adalah pada bagian dagu.

Cidera pada dagu tidak bisa dianggap enteng, paling beruntung adalah cuma bibir yang jontor atau gigi yang tanggal, tapi apabila dagu yang retak ? Semoga tidak terjadi pada kita.
Naah… sekarang kita sudah tau resikonya, maka, walaupun diizinkan oleh kepolisian atau literatur-literatur internasional, kami menyarankan agar anda tidak menggunakan helm half-face. Gunakan selalu helm Full-Face.

Rabu, 27 Oktober 2010

Turut Berduka Cita

Kami dari Komunitas Smesco Riders United turut berduka cita yg sedalam-dalamnya untuk para korban tewas akibat bencana gempa bumi dan tsunami di mentawai dan letusan gunung merapi, semoga amal dan perbuatan nya diterima allah swt. amin..

Sabtu, 23 Oktober 2010

VIRUS WJS DI KOTA HUJAN



5825tiger-dmc-yudi-(1).jpgAliran WJS alias West Jateng Style memang terus marak di seputaran Jawa Tengah. Modifikasi minor fighter yang dipopulerkan oleh Agus Djanuar dari X-K Bike Design ini juga mulai merebak di Bogor yang Kota Hujan itu.

Seperti Honda Tiger milik Lucky ZM, lewat bengkel Dave Motor Concept (DMC) di Sawangan, Depok coba tawarkan konsep minor fighter. "Pemilik motor ingin tampilkan streetfighter yang elegan tidak terlalu banyak sudut," ujar Budi Dave selaku modifikator.

Makanya desain tangki memiliki dimensi yang tidak terlalu slim. Malah bisa dibilang cenderung agak besar. Dengan model buntut belakang yang egois hanya cukup satu penumpang. Model ekor juga lebih membulat tidak banyak tekukan.5826tiger-dmc-yudi-(2).jpg

Ciri khas pengerjaan modifikasi DMC seluruh bodi mengandalkan pelat galvanis setebal 0,8 mm. Pelat besi ini lantas dipotong sesuai mal yang sudah dibuat pakai bahan karton. Mirip seperti membuat pola pada bahan kain yang kemudian dijahit atau disambung api las.

Proses pembentukan rangka dimulai dari bagian deltabox. "Saya sisipkan deltabox pada bagian tengah rangka Tiger biar roh streetfihter makin kentara," lanjut builder yang langganan turun di ajang contezt modif ini.

Desain deltabox mengikuti kontur tangki. Dibuat dari pelat yang langsung ditempel pada bagian komstir dan rangka bawah Tiger. Sementara deltabox bagian bawah sengaja dibentuk lebih mundur. Tujuannya biar dudukan footstep lebih ke belakang," tegas Budi.

5827tiger-dmc-yudi3.jpgSedangkan desain bodi merupakan urun rembuk antara modifikator dengan pemilik motor. Jadi, bisa dibilang desain ini tidak terpengaruh dari motor yang sudah ada. "Kami buat sket-nya aja. Yang penting bodi jadi terlihat simpel dan cocok dengan motornya," bilang Budi.

Desain bodi belakang dibentuk seperti ciri khas streetfighter. Rangka sub frame bawaan motor sebagai penopang jok standar harus ditanggalkan hingga pangkal rangka tengah. Sebagai gantinya dibuat pipa baru yang mengandalkan pipa tubular. "Panjangnya hanya sampai setengah ban belakang. Jadi bodi belakang dibuat single sitter," urai Budi lagi.5828tiger-dmc-yudi-4.jpg

Sektor kaki-kaki memang jadi andalan. Untuk itu, seluruh bagian ini sudah mengandalakan copotan limbah moge dari Honda CBR400 model lawas. Mulai dari suspensi, sok depan lengkap dengan segitiga dan pelek.

Makanya sok depan yang dipilih masih teleskopik belum model upside down. Cocok sama selera Lucky yang memang ingin tampil bergaya macam besutan moge telanjang era 80-an.

Ini juga mempengaruhi pemilihan lengan ayun belakang. Sengaja dibiarkan tetap nempel di rangka. Ini memang masih aslinya Tiger. Tidak dibuat kondom yang memiliki desain seperti lengan ayun moge terkini. "Tapi, cocok banget motor jadi kelihatan lebih sangar," ujar builder berambut ikal yang hanya menambahkan sepatbor pada lengan ayun.

Setelah dipasang fairing, tampilan kini memang jadi lebih berotot. Padahal aplikasi itu hanya menutupi bagian bawah mesin. Bersanding manis dengan radiator yang hanya berfungsi sebagai tempelan. "Tidak berfungsi memang, cuma sebatas estetika. Juga biar bagian tengah jadi lebih berotot," urai ayah dari Dave ini.

Desain head lamp mengandalkan lampu depan copotan variasi moge. Biar tampilan jadi lebih makin manis, cover lampu hanya sebagai aksen. Dibiarkan tidak menutupi seluruh bagian lampu. "Modelnya didesain seperti windshiled. Biar lebih sangar lagi, ditempel enam baut L sebagai detail," bangga builder bertubuh ramping ini.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Metzeler 120/70-17
Ban belakang : Battlax 160/55-17
Monosok : Honda CBR400
Swng-arm : Honda CBR400
Setang : Fatbar
DMC : (021) 68447990

Penulis/Foto : Belo/Yudi

FULL FAIRING GAGAH

5881honda-cs-1-cilacap1.jpgMeski rame gaya WJS di wilayah Banyumasan Jawa Tengah, Wiwin punggawa Aditya Motor (AM) Cilacap pede tunjukan konsep sporty look. Yang jadi sasarannya Honda CS-1 milik teman dekatnya, yang ssst….tidak mau disebut namanya. Macam nara sumber penting aja, deh.
5882honda-cs-1-cilacap2.jpg
“Sengaja mononjolkan konsep ala racing, makanya pilih pasang fairing. Apalagi CS-1 gampang diutak-atik, sebab sasisnya bagus. Tenaga motor juga oke. Jadi pas buat gaya sporty,” buka pemilik gerai modif di Jl. Rajiman, Cilacap ini.

Apalagi mesin tegak CS-1 lebih mudah alias tidak repot untuk geser ke bentuk motor sport. Tinggal desain dudukan dan tangki baru. “Kapasitasnya enggak diukur, cuma dibikin agar terlihat luwes dipandang. Bentuknya mengkopi punya Yamaha V-ixion, tapi dimensinya diatur ulang,” cuap ayah satu putra ini.

Tangki ini juga menjadi patokan buntut belakang. Modelnya sengaja dibikin berundak agar ciri ala racingnya makin kental. Sedang takstur buntut lancip menjadi aksen kuat macam membelah angin, wush! Makanya nyambung dengan desain bodi alias fairing yang sengaja dibikin pipih. Sedang untuk kaki-kakinya Wiwin gak mau ribet pakai pelek limbah. Begitu pula sokbreker, “Cuma pakai sok depan orisinal tiger,” cocor cowok gempal ini.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Swallow 100/70-17
Ban belakang : Swallow 120/70-17
Pelek depan : Pro-V
Lampu depan : Honda CBR150
Sok belakang : YSS
AM : 0815-4282-0007

Penulis/Foto : Andika