Rabu, 22 September 2010

Spesial Buat Indonesia

742kanzen-1.jpgKanzen Roadwin 200 diproduksi untuk rakyat bikers Indonesia. Bukan seperti Roadwin 125 dan 150 yang pernah nongol dan memang bawaan asli Daelim Roadwin from Korea Selatan. Kini PT Kanzen Motor Indonesia (KMI), produsen Kanzen serius menggarap sport 200 cc.

Roadwin 200 mulai diperkenalkan di Jakarta Motorcycle Show 2008, 6-14 Desember 2008. Setelah pameran MOTOR Plus dapat kesempatan lebih banyak menjajal Roadwin 200 di kawasan pabrik PT KMI, Karawang Timur, Jawa Barat.
744kanzen-3.jpg

Awalnya sempat bingung juga kok Roadwin ada yang 200 cc (lihat boks). Enggak tahunya PT KMI khusus memesan mesin Roadwin 200 cc untuk di Indonesia. “Benar. Ini permintaan kita setelah lihat teknologi 200 cc di Indonesia,” ulas Iwa Adidharma, Chief Engineer Product Development Division, PT KMI.


745kanzen-4.jpg
Perbedaan mendasar dengan mesin Roadwin 125 dan 150 cc ada di silinder head. Generasi 125 dan 150 mengaplikasi 4 klep dengan satu camshaft. Versi 200 cc cukup pakai 2 klep dengan satu noken-as dan rocker arm dilengkapi bearing. Tujuannya untuk mengurangi beban gesekan dan bensin lebih efisien.

MOTOR Plus penasaran untuk menjajalnya. Putaran mesin Roadwin 200 punya kecenderungan bermain di putaran menengah atas. Ini karakter mesin murni sport turing. Artinya, Roadwin 200 enak diajak jalan jauh. Tapi, Roadwin 200 masih butuh main kopling kalau dipakai buat jalur dalam kota. Kemacetan bikin putaran mesin sulit mengail tenaga secara cepat.
746kanzen-5.jpg

Meski begitu, ada keuntungan bodi yang dimilik Roadwin 200. Buat pengendara dengan postur tingginya 165-an cm dan berat 60-an cm, mudah sekali mengendalikannya. Lebih enteng dibanding Honda Tiger dan Yamaha Scorpio.


Persoalannya di sistem kemudi. Setang jepit punya Roadwin 200 agak caplang alias melebar. Mungkin sedikit ditekuk ke dalam akan jauh lebih pas. Nantinya, posisi tangan buat manuver akan lebih mudah. Dan ini bisa dimodifikasi sendiri.


Basis bodi pun sebenarnya enggak berubah dari Roadwin 125 dan 150. Roadwin punya nuasa Cagiva Raptor dan Ducati Monster. Bodywork kekar dan garis desain tegas memperkuat sport cc besar. Ini yang bikin bangga mengendarainya. Soalnya punya desain seperti motor Italia.


MENAMBAH PERANG 200 cc

743kanzen-axl-2.jpg
PT Kanzen Motor Indonesia (KMI) akhirnya kepincut buat turun di sport 200 cc. Sebelumnya Honda Tiger dan dilanjutkan Yamaha Scorpio yang dianggap banyak bikers tipe pertama sport 200 cc. Masuknya Kawasaki Ninja 250R dan ditambah Bajaj Pulsar bikin peta 200 cc ke atas semakin luas.

Artinya, konsumen semakin dimanjakan dengan motor laki atau motor batangan lebih dari 200 cc. Tawaran teknologi pun semakin berkembang. Harga pun bersaing di kisaran Rp 18 juta-Rp 50 juta buat pemain 200 cc ke atas.


“Rencananya akan kita akan jual nggak lebih dari Rp 20 juta. Bahkan kemungkinan akan dijual setara Mega Pro,” ungkap Lukas Masehi, Direktur PT Inti Kanzen Motor (IKM), Jakarta.

Ngomongin sport di Kanzen, sebenarnya punya tradisi kuat. Kanzen Roadwin 125 sudah diluncurkan sekitar 6 tahun lalu. Kanzen K-Cross yang jenisnya trail juga sempat populer di kawasan Jabar 4 tahun lalu.


Roadwin 125 dan Roadwin 200 nama asli produsen asalnya. Kanzen enggak menghapus nama Roadwin. Nih motor diproduksi Daelim, produsen motor di Korea Selatan yang aslinya Daelim Roadwin. Daelim dulunya mengembangkan teknologi Honda di Korsel. Tapi, Honda sudah alih teknologi ke Daelim. Enggak seperti di sini, puluhan tahun belum ada alihteknologi untuk mengembangkan produk lokal.


Tapi, uniknya Roadwin 200 bukan basis mesin yang mudah dicari datanya di luar negeri. Roadwin 125 jauh lebih populer di Eropa dan Amerika. Yang versi 200 cc lebih banyak komunitasnya di Singapura. “Daelim populer di Singapura,” bilang Iwa Adidharman, Chief Engineer Product Development Division, PT KMI.



Penulis/Foto : Niko/Herry Axl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar