Sabtu, 23 Oktober 2010

VIRUS WJS DI KOTA HUJAN



5825tiger-dmc-yudi-(1).jpgAliran WJS alias West Jateng Style memang terus marak di seputaran Jawa Tengah. Modifikasi minor fighter yang dipopulerkan oleh Agus Djanuar dari X-K Bike Design ini juga mulai merebak di Bogor yang Kota Hujan itu.

Seperti Honda Tiger milik Lucky ZM, lewat bengkel Dave Motor Concept (DMC) di Sawangan, Depok coba tawarkan konsep minor fighter. "Pemilik motor ingin tampilkan streetfighter yang elegan tidak terlalu banyak sudut," ujar Budi Dave selaku modifikator.

Makanya desain tangki memiliki dimensi yang tidak terlalu slim. Malah bisa dibilang cenderung agak besar. Dengan model buntut belakang yang egois hanya cukup satu penumpang. Model ekor juga lebih membulat tidak banyak tekukan.5826tiger-dmc-yudi-(2).jpg

Ciri khas pengerjaan modifikasi DMC seluruh bodi mengandalkan pelat galvanis setebal 0,8 mm. Pelat besi ini lantas dipotong sesuai mal yang sudah dibuat pakai bahan karton. Mirip seperti membuat pola pada bahan kain yang kemudian dijahit atau disambung api las.

Proses pembentukan rangka dimulai dari bagian deltabox. "Saya sisipkan deltabox pada bagian tengah rangka Tiger biar roh streetfihter makin kentara," lanjut builder yang langganan turun di ajang contezt modif ini.

Desain deltabox mengikuti kontur tangki. Dibuat dari pelat yang langsung ditempel pada bagian komstir dan rangka bawah Tiger. Sementara deltabox bagian bawah sengaja dibentuk lebih mundur. Tujuannya biar dudukan footstep lebih ke belakang," tegas Budi.

5827tiger-dmc-yudi3.jpgSedangkan desain bodi merupakan urun rembuk antara modifikator dengan pemilik motor. Jadi, bisa dibilang desain ini tidak terpengaruh dari motor yang sudah ada. "Kami buat sket-nya aja. Yang penting bodi jadi terlihat simpel dan cocok dengan motornya," bilang Budi.

Desain bodi belakang dibentuk seperti ciri khas streetfighter. Rangka sub frame bawaan motor sebagai penopang jok standar harus ditanggalkan hingga pangkal rangka tengah. Sebagai gantinya dibuat pipa baru yang mengandalkan pipa tubular. "Panjangnya hanya sampai setengah ban belakang. Jadi bodi belakang dibuat single sitter," urai Budi lagi.5828tiger-dmc-yudi-4.jpg

Sektor kaki-kaki memang jadi andalan. Untuk itu, seluruh bagian ini sudah mengandalakan copotan limbah moge dari Honda CBR400 model lawas. Mulai dari suspensi, sok depan lengkap dengan segitiga dan pelek.

Makanya sok depan yang dipilih masih teleskopik belum model upside down. Cocok sama selera Lucky yang memang ingin tampil bergaya macam besutan moge telanjang era 80-an.

Ini juga mempengaruhi pemilihan lengan ayun belakang. Sengaja dibiarkan tetap nempel di rangka. Ini memang masih aslinya Tiger. Tidak dibuat kondom yang memiliki desain seperti lengan ayun moge terkini. "Tapi, cocok banget motor jadi kelihatan lebih sangar," ujar builder berambut ikal yang hanya menambahkan sepatbor pada lengan ayun.

Setelah dipasang fairing, tampilan kini memang jadi lebih berotot. Padahal aplikasi itu hanya menutupi bagian bawah mesin. Bersanding manis dengan radiator yang hanya berfungsi sebagai tempelan. "Tidak berfungsi memang, cuma sebatas estetika. Juga biar bagian tengah jadi lebih berotot," urai ayah dari Dave ini.

Desain head lamp mengandalkan lampu depan copotan variasi moge. Biar tampilan jadi lebih makin manis, cover lampu hanya sebagai aksen. Dibiarkan tidak menutupi seluruh bagian lampu. "Modelnya didesain seperti windshiled. Biar lebih sangar lagi, ditempel enam baut L sebagai detail," bangga builder bertubuh ramping ini.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Metzeler 120/70-17
Ban belakang : Battlax 160/55-17
Monosok : Honda CBR400
Swng-arm : Honda CBR400
Setang : Fatbar
DMC : (021) 68447990

Penulis/Foto : Belo/Yudi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar