Jumat, 29 Oktober 2010

Dimulai dari isi kepala anda


Resiko terbesar adalah apa yang “ada dikepala” anda sendiri. Apa yang anda pikirkan dan apa yang anda ketahui. Masalahnya adalah, apakah terfikirkan atau tidak ? Apakah anda mengetahui atau tidak ? Atau justru Apakah anda perduli atau tidak ? Ha, jawab sendiri ya.
Anda mungkin sudah tau bahwa kalau tidak pakai helm akan ber-resiko kena tilang polisi. Anda juga pastinya sudah tahu kalau tidak pakai helm dan terjatuh bakal punya resiko kematian yang tinggi. Apa yang akan anda lakukan setelah anda tahu ? He he he nenek-nenek (ugh… maaf ya nek) juga tau, “Pakai helm lah cuuuuk”. Dasar manusia, walaupun dikasih akal dan kecerdasan serta kesempatan, tetap saja ada yang seperti digambar dibawah ;



Memang, pemakai motor sudah banyak yang pake Helm, dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Di pinggiran kota sih jangan tanya, tetap sangat banyak yang gak bener, maksudnya gak pake helm. Yah itu kembali lagi, apa yang ada di kepala orang-orang pinggiran he he he.
Nah, yang jadi masalah adalah, kalau yang bersangkutan sudah terfikirkan dan sudah tahu tentang resiko. Makin parah lagi kalau sudah sadar. Tapi masih tetap saja nekat. Sudah tahu kalau melawan arah itu sangat berbahaya, dan melanggar lalu-lintas, tapi tetap saja.


Ampun deh. Dah tau resiko, sudah mengerti tapi tetap saja mengambil resiko yang tidak perlu. Kalau sudah kecelakaan, hanya ada penyesalan.
Jadi apa sih sebenarnya yang jadi masalah ? Masalah yang sebenarnya adalah bukan apa yang terlihat, bukan resiko jalanan yang licin, bukan resiko padatnya lalulintas yang mengancam dan arus yang berlawanan, bukan resiko kepala yang pecah karena terkantuk batu, bukan resiko di tilang polisi karena tidak patuh peraturan.

Melainkan resiko yang ada didalam kepala anda seperti :
1. Underestimate : Menganggap enteng keselamatan dan resiko.
2. Overestimate : Menganggap lebih kemampuan diri sendiri.
3. Over confident : Terlalu yakin bahwa segalanya telah tertangani dengan baik.
4. False Resignation : Pasrah pada nasib yang tidak pada tempatnya.
5. Comfort Reason : Alasan-alasan kenyamanan.

Yap, dari semua 5 poin diatas, datangnya dari dalam kepala anda sendiri. Maka, “PERBAIKI DULU KEPALA ANDA”.

 
Posting Oleh newm4n

Tidak ada komentar:

Posting Komentar