Senin, 23 Mei 2011

Tips Perawatan Aki

Rawat Aki, Hindari Gembung Dan Sel Rusak


 Aki gembung karena kelebihan arus

Normalnya masa pakai aki itu antara 2-2,5 tahun. Tapi, umur pakai ini bisa jauh berkurang atau malah lebih. Ini semua tergantung perawatan dari pemilik kendaraan terhadap komponen pemasok arus ini. “Jika penggunaannya tepat.  Seperti, level ketinggian aki dijaga, beban arus tidak berlebih. Maka umur maksimal bisa dicapai aki itu,” yakin Sahrudin, Technical Support PT GS Battery.

Berkurangnya air aki merupakan hal yang lumrah. Itu karena setiap kali kendaraan digunakan, terjadi proses pengisian arus listrik dari alternator atau dinamo ke aki. Pada saat itulah, air menguap, sehingga kelamaan pastinya akan berkurang jumlahnya.

“Fungsi air aki jadi pengantar arus listrik yang dipasok oleh alternator ke sel-sel aki. Oleh karena itu, bila sel tidak terendam air, proses pengisian arus listrik tidak akan maksimal,” tambah Suryadi, salah seorang pedagang aki yang beralamat di Jl. Cawang,  Dewi Sartika, Jakarta Timur.


 Sel rusak karena batas air kurang
 Aki  yang tidak layak digunakan ada beberapa ciri fisik. Cirinya antara lain kondisi aki yang menggembung dan kerusakan sel di dalam aki. “Untuk aki yang gembung bisa dilihat secara transparan. Penyebabnya karena kelebihan gas hidrogen bisa karena overcharge atau sering mengkorsletkan aki untuk mengecek arus,” kata Yadi panggilan akrabnya.

Untuk aki yang mengalami kerusakan sel bisa menyebabkan soak. “Sebab, sel ini yang berfungsi untuk menyimpan arus. Jika sel rusak, pengisian yang dilakukan alternator tidak dapat disimpan. Ini yang menyebabkan aki soak. Gejala ini dapat ditemui seperti susah distarter, bunyi klakson lemah, atau nyala lampu sein redup,” tegas Sahrudin yang hobi sepeda.

Perawatan soal aki ini bisa dengan mengecek sambungan kabel pada terminal aki yang kendur. Akibatnya terminal dan kabel aki jadi panas karena gesekan kabel yang mengandung arus listrik. “Ini bahayanya. Dapat menimbulkan percikan api dan ini dapat menyebabkan kebakaran pada kendaraan. Selain itu aki tidak akan terisi dengan baik pada saat kendaraan dalam kondisi hidup,” sebut Yadi.

Perangkat modifikasi  yang dilakukan pemilik motor juga akan menyebabkan aki cepat rusak. “Beban arus aki itu biasanya untuk menyuplai arus sekitar 70 persen dari batas pada aki. Karenanya penambahan variasi seperti lampu dengan watt besar, klakson dengan suara kencang bila tidak diimbangi pasokan arus listrik dari alternator ke aki, maka aki akan cepat rusak,” wanti Sahrudin yang kelahiran Tegal, Jawa Tengah.



 Kerak putih segera dibersihkan dengan air panas
“Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menyesuaikan kemampuan alternator bila melakukan modifikasi yang membutuhkan asupan arus listrik lebih banyak,” pesan Yadi.

Kerusakan aki bisa juga disebabkan pengisian alternator yang sudah kurang baik. “Ini  dapat menyebabkan aki cepat drop atau tekor. Terlebih buat yang banyak memakai variasi elektronik yang diyakini banyak juga memakan arus, kelayakan kerja alternator harus diperhatikan, jika memang tidak sesuai lagi segera ganti dengan yang berdaya lebih besar,” tambah Sahrudin yang berjenggot tipis.

Kerusakan bisa juga karena membiarkan butiran putih oksidasi yang terdapat di kepala atau terminal aki. “Kondisi ini sebenarnya wajar saja terjadi di aki basah. Ini disebabkan penguapan yang berlebihan. Segera bersihkan dengan menyiramkan air panas untuk merontokkan kerak. Karena klau tidak segera dibersihkan, kotoran itu akan menggangu arus listrik,” yakin Sahrudin.  (motorplus-online.com)
 
Penulis : Hend | Teks Editor : Nurfil | Foto : Boyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar