Knalpot
itu dipakai tim balap papan atas yang tentu mendominasi
kemenangan di kelas MP1 sampai MP4.Di antara pipa buang itu ada yang
dibuat dari pipa besi biasa dan ada pula yang pakai stainless steel. Ada
yang impor ada juga yang buatan lokal.
Namun secara garis besar
desainya mirip. Pertama dari ukurannya yang mulai panjang. Tidak seperti
knalpot road race zaman dulu yang cenderung pendek.
Desain pipa
saluran buang itu umumnya hampir sama. Dari leher kecil kemudian
membesar secara perlahan sampai paling besar ketemu silencer. Mirip
terompet atau biasa disebut sebagai pipa buang megaphone.
Dari
hasil wawancara dengan pembalap, knalpot macam ini memberikan power
lembut di putaran menengah bawah dan makin menggila di putaran atas.
Berikut
knalpot yang sepakat MOTOR Plus daulat sebagai paling hot bulan ini
trenseter
bukan follower
R9 Racing GenerationPipa
buang buatan R9 atau Racing Generation ini tidak mau kalau disebut
sebagai follower. Dia lebih cocok disebut trenseter knalpot lokal.
Kata
Sjafrie Ganie alias Jerry yang bos R9 itu, ini asli buatan anak negeri.
DIbuat dari stainless steel. Dengan ciri silencer kebiruan.
Di
MotoPrix seri-8 lalu, saluran buang ini dipakai pada Honda Supra X 125
Rey Ratukore dari Federal Oil Indoparts KYT BRT. Di QTT MP1 sanggup
posisi kedua. Dipakai juga di Blade geberan Agus Bledug dari Honda
Taruna Racing D2 NHK yang juara 3 di MP2.
Pipa buang ini dibuat
untuk Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki. Di pasaran pihak BRT yang
punya hak jual. Harganya sekitar Rp 850 ribu. Tim papan atas yang biasa
datang atau pesan langsung di pabrik R9 di Komplek Citra Raya, Cikupa,
Tangerang, Banten. Sudah didukung mesin lengkap skala industri.
Silincer
oval dan bogel alias pendek
AHM StainlessTipe
terbaru dari AHM Malaysia walau kedatangannya sejak beberapa bulan
lalu. Dibuat dari stainless steel dan silencer oval.
Meski
aslinya AHM identik dengan Yamaha, namun tersedia untuk Supra X 125,
Blade dan Suzuki.
Salah satu pemasok atau pendatagnya yaitu
Miekeel Tjahjanto yang bos MC Racing dari Jl. Kebon Jeruk IX, Kota,
Jakarta Barat itu. “Sudah hampir habis 2.000 pieces,” jelas Miekeel yang
menjualnya Rp 1,9 juta itu.
Di seri-8 MotoPrix baru lalu
beberapa tim sudah memakainya. Seperti Supra X 125 Juni A.S. dari Honda
MPM Aries Putra INK M150 Rextor. Knalpot ini juga dipakai di Yamaha
Jupiter M. Zaki dari Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya. Zaki juara di dua
kelas yaitu MP3 dan MP4.
Ada juga tim balap lain yang dikontrak
Honda menggunakan knalpot ini. Namun malu-malu ditutup stiker nama tim.
Kenape, Bro?
Mirip YY
Pang Malaysia
Yonk Jaya
Merek
Yonk Jaya sudah pasti kepunyaan Koh Yonk dari Yonk Jaya Motor, Bandung.
Knalpot ini juga lumayan paten.
Terus terang tapi tidak terang
terus, Koh Yonk bilang ini seperti pipa buang buatan YY Pang Malaysia.
Namun hanya beda merek.
Dibuat dari bahan besi galvanis yang
sudah kena sentuhan krom. Namun silencer bagian luar dari bahan
aluminium. Ukuran leher yang ketemu lubang buang pipanya punya diameter
28mm. Berarti dalamnya 26mm. Koh Yonk menjual knalpot ini seharga Rp 650
ribu dan masih bisa nego katanya.
Meski buatan lokal, hasilnya
cukup meggembirakan. Diaz Kumoro Djati selalu terdepan di kelas MP1 dan
MP2. Namun sayang di akhir lap yang MP1 magnetnya pecah dan MP2
kemasukan plastik di slang bensin. Namun masih tetap bisa tampil sebagai
juara 2 di dua kelas itu. Salut.
Seperti
AHM Lama
SNDSND singkatan
dari Sandi Agung, yang mantan pembalap asal Bandung, Jawa Barat itu.
Pipa buangnya mirip sekali AHM Malaysia versi besi atau terdahulu.
AHM
lama silencernya masih membulat dan tampilan karbon. Sandi membuatnya
dalam dua versi. Untuk kelas 125 dan 110cc. Untuk yang 125 diameter
dalam pipa 25,5mm, sedang yang 110 diameternya 23,5mm. Sementara panjang
pipa 2 atau taper sama-sama 40 cm.
Untuk silencer ada dua
versi. Versi biasa dibanderol Rp 450 ribu dan Rp 900 ribu untuk yang
versi karbon. Hasilnya juga cukup menggembirakan, Asep Maulana dari
Yamaha SND KYT FDR juara 1 di kelas MP1 dan MP2. Motornya kelihatan
konstan dari lap awal sampai akhir.
Knalpot SND ini mungkin
karena murah sangat disukai di daerah pinggiran atau kota kecil.
Termasuk di luar Jawa macam Pelambang atau Lampung.