Kamis, 07 April 2011

Teknologi Mesin Honda CBR250R

Yuks, Intip Isi Kepala Silinder Honda CBR250R

 
Satu bumbungan camshaft langsung menekan dua kem dengan bantuan rocker arm

Mesin Honda CBR250R berkonfigurasi satu silinder, DOHC (double overhead camshaft), empat klep tapi punya rocker arm. Agak nyeleneh, pasalnya rocker arm ini biasanya ada pada mesin SHOC (single overhead camshaft). Seperti apa ya bentuknya? Yuks langsung bongkar aja!

Pertama, buka dulu cover silinder head Honda CBR250R. Setelah tutup bagian atas ini terbuka, semua komponennya akan langsung terlihat jelas. Posisi camshaft dan rocker arm serta batang atas klep dan per klep akan langsung tampak.

Nah, yang mengagetkan adalah bentuk camshaft-nya tidak seperti camshaft mesin DOHC pada umumnya. Di Suzuki Satria 150FU misalnya, terdapat dua camshaft, tiap camshaft memiliki dua lobe atau bumbungan. Dua lobe di camshaft saluran isap akan langsung menggerakan dua klep masuk, begitu juga dengan dua lobe di saluran buang akan menggerakan dua klep buang.

Tapi pada Honda CBR250R, tiap camshaft hanya memiliki satu lobe. Satu lobe ini kemudian menggerakan dua klep sekaligus. Bagaimana cara satu lobe camshaft dan dua klep terhubung? Ya, dengan bantuan rocker arm tadi.

Ada beberapa alasan kenapa Honda memilih menggunakan desain yang baru pertama kali diaplikasikan pada sepeda motor ini. "Yang pertama terkait dengan efisiensi ruang pembakaran dengan mengurangi bobot dan gesekan," jelas Endro Sutarno, Technical Service Training Instructor, PT Astra Honda Motor (AHM).

Dengan satu lobe, gesekan pada camshaft akan berkurang. Tapi kan ada rocker arm, apakah tidak malah menambah gesekan? Tenang, rocker arm sudah dilengkapi dengan roller, yang artinya gesekan antara lobe camshaft dan rocker arm bisa dikurangi.

Yang paling penting adalah tekanan yang dibebankan camshaft untuk menekan per klep jadi jauh berkurang. Rocker arm disini diibaratkan sebuah pengungkit, bila menganggat beban dengan pengungkit pasti lebih ringan!

Jadi jangan heran bila Honda tetap pede hanya menggunakan satu lobe pada camshaft untuk menekan dua klep beserta per-nya. Dengan rocker arm, mesin tetap berkitir lebih ringan dengan gesekan yang jauh lebih sedikit.

Honda juga bersikukuh menggunakan konstruksi DOHC ber-rocker arm karena terkait dengan sudut klep, bentuk port atau salurang masuk dan buang, serta bentuk combustion chamber atau ruang pembakaran. Honda menyebut saluran porting Honda CBR250R dengan istilah cross-sectional.

Satu lagi, konstruksi ini juga memudahkan perawatan. "Dengan desain kepala silinder seperti ini, untuk melepas atau mengganti shim tidak perlu lagi melepas camshaft," jelas Endro. Untuk tips yang satu ini, Motorplus-online akan membahasnya sendiri, sabar ya.

 
Sudah dilengkapi dengan rantai keteng tipe silent dan metal duduk pada laher as camshaft
 
Oiya hampir kelewat, camshaft Honda CBR250R ini juga sudah tidak menggunakan bearing konvensional (model bambu atau ball). Tapi telah menggunakan metal duduk seperti yang digunakan pada kruk as-nya. Rantai ketengnya pun sudah menggunakan tipe SV Chain (Silent Cam Chain) yang mampu mereduksi noise.

Mantab kan! (motorplus-online.com) 
 
Penulis : Popo

Tips Mesin Honda CBR 250R

Lepas Shim CBR 250R Enggak Perlu Copot Camshaft


Sudah tahu kan konstruksi kepala silinder Honda CBR 250R? Sebelumnya sudah dibahas di MOTOR Plus-online. DOHC tapi menggunakan rocker arm. Salah satu keunggulannya adalah bisa bongkar shim tanpa copot camshaft. Nah, kali ini kita bahas cara praktis mengganti shim pada CBR 250R.

Pada mesin berkonstruksi DOHC, umumnya shim tertutup tappet dan terjepit antara lobe camshaft dengan klep. "Tapi pada CBR 150R hanya berada di balik ujung rocker arm, tinggal angkat rocker arm sedikit shim sudah bisa diambil," tuntun Endro Sutarno, Technical Service Training Instructor, PT Astra Honda Motor (AHM).

Langkah pertama lepas dulu cover fairing bagian samping dan lepas tanki agar kepala silinder terbuka bebas. Setelah itu buka dulu cover kepala silindernya dengan kunci T-10. Setelah semua terlihat jelas, coba cari posisi shim-nya. Ada di balik rocker arm.

Seperti sudah disinggung di atas, untuk melepas shim bisa dilakukan dengan mengangkat rocker arm. Agar rocker arm bisa diangkat, kendurkan dahulu shaft atau as rocker arm-nya. Caranya, gunakan baut hexagonal dengan kunci L 6mm (gb.1).

Setelah kendur batang as ini bisa ditarik (gb.2). Kalau sudah lepas, coba angkat rocker arm-nya (gb.3), sudah bisa bergerak bebas kan? Langkah terakhir tinggal ambil shim-nya. Gunakan obeng magnet seperti yang ada pada gambar ini, ujungnya bukan batang besi tapi seperti selang elastis yang diujungnya ada bongkahan magnet (gb.4).




"Gunakan obeng yang magnetnya kuat untuk, dan lakukan dengan hati-hati, Jangan sampai jatuh dan masuk ke dalam crank case," wanti Endro. Tapi intinya, cara ini lebih mudah dilakukan ketimbang mesin DOHC konvensional yang harus repot copot camshaft.

Lalu apa manfaatnya bisa melepas shim dengan mudah? Tentunya kita bisa dengan cepat mengatur celah klep. Pada mesin SOHC celah klep diatur lewat baut penyetel di rocker arm, tapi pada mesin DOHC, celah klep di tentukan oleh tebal tipisnya shim.

Seiring pemakaian, shim akan aus dan semakin tipis. Artinya celah klep menjadi terlalu renggang dan perlu dikembalikan pada kondisi semula. Mudah kan? (motorplus-online.com) 
 
Penulis : Popo

Tips Mesin Honda CBR 250R

Nih, Rumus Atur Kerenggangan Klep Honda CBR250R

 
Ukur celah klep dengan filler gauge, celah klep In normal adalah 0,16 mm dan Ex 0,27 dengan toleransi 0,03mm
 
Kemarin sudah dibahas cara lepas shim pada Honda CBR 250R, mudah kan? Engg
ak perlu lepas camshaft! Sesuai kegunaanya, kerenggangan atau celah klep pada mesin DOHC (Double Overhead Camshaft) ditentukan oleh shim.

Shim berfungsi sebagai perantara antara klep dengan mekanisme lobe camshaft atau pada CBR 250R dengan rocker arm. Seiring penggunaan, shim pun bisa aus dan menjadi tipis. Kalau sudah tipis artinya celah klep makin renggang. Mau enggak mau harus dikembalikan ke kondisi standar.

Kali ini kita bahas langkah mengatur celah klep pada Honda CBR 250R. Caranya mudah, pertama buka cover kepala silinder setelah sebelumnya didahului dengan membuka fairing dan tanki. Setelah semua terbuka, putar magnet posisikan piston pada titik mati atas.

Setelah itu ambil filler gauge lalu ukur celah klep. Klep In normal adalah 0,16 mm dan Ex 0,27 dengan toleransi 0,03mm. "Kalau sudah melebihi toleransi, harus ganti shim," jelas Endro Sutarno, Technical Service Training Instructor, PT Astra Honda Motor (AHM).

Kalau memang sudah jelas melebihi batas toleransi dan harus ganti, maka segeralah melepas shim. Caranya kan sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya.
"Tapi shim satu sama lain jangan sampai tertukar karena ukurannya berbeda," wanti Endro. Setelah dilepas segera beri tanda, mana yang shim klep In dan klep Ex. 

 
 
Kode ketebalan shim ada di tabel sebelah kiri. Melepas shim dari tempatnya harus menggunakan magnet.

Perbedaan ukuran ini salah satunya dikarena proses produksi. Tingkat keausan shim juga berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dalam tabel shim Honda CBR 250R ada 69 ukuran dengan ketebalan shim 1,2 mm hingga 2,9 mm dengan perbedaan tiap ukuran adalah 0,025mm.

Lalu bagaimana caranya memilih satu dari 69 pilihan shim tadi? Agar benar-benar presisi, butuh rumus untuk menentukan shim baru. Rumus yang dipakai adalah A=(B-C)+D.

A adalah ketebalan shim baru, B adalah hasil ukur valve clereance, C adalah spesifikasi valve clereance dalam kondisi standar dan terakhir D adalah ketebalan shim lama yang diukur dengan micrometer.

Misalnya celah di salah satu klep In adalah 0,27 mm, clereance standar 0,16 mm dan ketebalan shim lama yang hendak diganti adalah 2,12 mm. Maka A = (0,27-0,16)+2.12, A = 2,23mm, yang artinya kode shim baru adalah 223. Tapi kalau tidak ada, bisa menggunakan kode yang paling dekat, yaitu 222.

Mudah kan? kalau sudah ketemu shim yang baru tinggal pasang dan rakit kembali kepala silinder. Honda menganjurkan pengecekan celah klep ini dilakukan pada 10 ribu kilometer pertama dan pengecekan berikutnya tiap 20 ribu kilometer. Wah, hampir tanpa perawatan ya! (motorplus-online.com)
 
Penulis : Popo

Tips Filter Udara

Bersihkan Filter Busa Jangan Pakai Bensin!


 Pori-pori lebih besar dari tipe kertas
Umumnya
, motor tipe lama masih aplikasi filter udara busa untuk menangkap kotoran semacam debu. Part ini, punya karakter yang bisa dibersihkan dan dipakai lagi. Demi menjaga performa engine pacuan kesayangan.

Tapi, jangan sembarang bersihkan ya. Ada perlakuan khusus. Filter busa aplikasi bahan campuran polyurethane. “Membersihkannya, sebaiknya jangan gunakan bensin,” buka Sarwono Edhi, Technical Service Training Manager Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM).

Bukan tanpa alasan, Edhi berkata seperti itu. Sebelum busa, ada kawat jaring yang terpasang di boks filter. Kawat yang disebut flame strap ini punya fungsi untuk menangkis balikan api dari ruang bakar agar tidak terkena busa.

Meski belum tentu terjadi, tapi jelas sudah kenapa busa itu sebaiknya tidak dicuci pakai cairan yang mudah terbakar. Sebab jika ada api tercipta, maka busa akan mudah terbakar.

Baiknya, jangan gunakan bensin. Tapi, bisa saja pakai solar. Toh, itu hanya sebatas dicuci saja. “Setelah dicuci dan diperas, sebaiknya diberikan oli dan diperas lagi,” saran Anjar, mekanik Mulia Mitra Motor di Jl. H Mencong Raya, No. 41, Ciledug, Tangerang. Ketika merasnya jangan dipelintir ya.

Tujuannya diberikan oli, tentu agar kotoran atau debu yang terisap saluran filter bisa menempel di busa. Tapi baiknya jika ada, gunakan oli yang punya viskositas SAE 80-90. Misalnya, oli gardan.

Ditambahkan Edhi, sebab pori-pori yang diaplikasi filter polyurethane ini tergolong besar. Jika pakai oli tipe mesin, tentu daya tangkap dan tempel debu di busa tidak sebaik oli kental. “Pori-pori ini lebih besar dari filter kertas,” jelas pria yang berkantor di Astra Honda Training Center, Sunter, Jakarta Utara ini.  (motorplus-online.com)
 
Penulis : Eka

Tips Perawatan Cover Body

Lindungi Cat dan Striping Pakai Stiker Transparan


 Putih melindungi aset bodi

Cat motor atau stiker bodi motor seperti kulit seorang wanita. Nggak boleh kena goresan yang bikin lecet. Lecet sedikit saja cacatnya enggak bisa hilang, mesti ganti semuanya. Makanya mesti dirawat dan dilindungi agar tetap muyus.

Anton dari Si Mbah Stiker menawarkan stiker model transparan yang bisa membantu melindungi cat, atau stiker motor dari gesekan.

Cara pasangnya gampang, siapkan stiker bening transparan. Lalu bersihkan bagian yang akan ditutupi dengan kain bersih. Rekatkan stiker bening.

Pelan-pelan saat menempelkan. Gunakan bantuan korek atau hair dryer untuk membantu membuat atau bikin lentur stiker transparan.

Caranya dengan mendekatkan korek api gas ke stiker lalu digerakkan ke kanan-kiri sambil stiker direkatkan. Untuk bagian bodi yang melengkung, ulangi lagi. Sebab bagian ini biasnya ada sisa stiker yang masih menonjol.

Jika masih ada tonjolan udara di lengkungannya, gunakan korek gas untuk membantu merekatkan. Jangan terlalu dekat antara stiker dan api. Salah-salah, stiker malah bisa terbakar. Berabe, malah mesti ngulang lagi.

Kalau sudah, cek lagi bagian permukaan stiker. Siapa tahu masih belum sempurna melekat. Caranya cukup diraba pakai tangan.

Kalau sudah yakin semua nempel dengan sempurna, lap pakai  kain atau lap sintetis. Beres deh, stiker asli kebanggaan sudah pasti terlindungi. (motorplus-online.com)
Penulis : Tining

Tips Performance

Karburator Shogun SP Jadi Rebutan Di Balap Liar

Bagi penggila korek jalanan, karburator Suzuki Shogun SP punya daya tarik tersendiri. Setidaknya itu menurut Cheppy Sugiarto, mekanik tim Suzuki AHRS Cargloss, ada tiga kelebihannya.


 Venturi bisa direamer sampai 26mm(kiri). Pompa injeksi di bodi bikin karbu Shogun SP diminati(kanan).

Pertama, ada semacam pompa tambahan di bodi karbu. Berfungsi menambah suplai bahan bakar. “Kerjanya secara mekanis. Berfungsi setelah slongsong gas dipuntir abis. Kayak ada semacam dorongan tambahan,” bilang Cheppy mekanik yang bertubuh subur itu.

Adanya semprotan ini, bisa memberi tenaga tambahan di putaran atas. Tujuan aslinya, agar Shogun tetap irit di putaran bawah, namun bertenaga di rpm tinggi.

Kelebihan yang kedua, dinding venturi dan rumah skep karbu venturi standar 18 mm ini cukup tebal. Diameter dalamnya bisa direamer hingga ukuran luar biasa.

“Kalau reamer standar, bisa jadi 22 mm. Tapi, kalau mau ekstrem, bisa sampai 26 mm. Tapi, ada bagian dinding yang perlu ditambal lem besi,” kata Cheppy.

Jika venturi ingin diperbesar, tentu harus diikuti langkah perbesar diameter skep. Yang ini gampang buat para mekanik. Tinggal bawa ke tukang bubut, siapin deh selongsong skep yang lebih gede.

Kelebihan terakhir, menyangkut urusan dompet! “Harga resminya lumayan, bisa ditebus sekitar Rp 400.000-an. Tapi, kalau lagi untung, di pasaran bisa dapat separuh harga. Kalau, lo? (motorplus-online.com)
 
Penulis : Aries

Tips Filter Udara

Dua Tipe Filter Kertas, Beda Cara Membersihkannya


 Viscous Element, karakter replacement part!
Filter
udara tipe kertas terbagi dua tipe. Pertama, tipe kertas kering dan tipe viscous element. Untuk yang disebut kedua, filter ini mengaplikasi tipe kertas yang dibasahi minyak khusus.

“Di Honda, minyak itu disebut Daphne Mechanic Oil,” ungkap Sarwono Edhi, Technical Service Training Manager dari Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM).

Untuk tipe filter kertas kering, silakan lihat artikel lain di bawah. Lanjut! Nah, tujuan kertas itu dibasahi untuk menangkap debu dan kotoran yang terbawa udara melalui filter. Secara penggunaan normal, filter ini harus diganti setiap jarak tempuh mencapai 16.000 km.

“Tapi, untuk daerah yang cenderung berdebu, tentu kurang dari angka itu,” imbuh pria ramah berkacamata ini.

Yap! Soal waktu penggantian tergantung dari banyaknya debu yang hinggap di filter itu. Jika daerahnya terlalu berdebu, bisa saja diangka 10 ribu kilometer. Misalnya, di daerah Jogja dan sekitarnya yang sedang dipenuhi debu vulkanik akibat erupsi dari gunung Merapi.

Tapi jika debu yang menempel sudah sangat parah, baiknya segera ganti! Sebab, filter model ini tidak bisa dibersihkan layaknya filter biasa. “Karakter filter ini memang bukan dibersihkan. Tapi replacement part,” buka pria akrab disapa Edhi.

Jika filter ini dicuci dan disemprot angin bertekanan tinggi, pori-pori filter akan membuka lebar. Akibatnya, filter tidak lagi bekerja sempurna menangkap debu. Menurut Edhi, pori-pori filter viscous element sekitar 50– 90 mikron. Besaran pori-pori ini tergantung dari spesifikasi dan kebutuhan mesin itu sendiri.

So, perhatikan kebersihan filter ya. Terlebih mesin tipe injeksi yang tidak adanya pembersihan karburator. Tentu tidak mau kan kinerja injektor yang diameter lubangnya berukuran mikron itu terganggu.  (motorplus-online.com)
 
Penulis : Eka

Ducati Monster 1100 Evo 2011

Ducati Monster 1100 Evo, Lengkapi Power Dengan Fitur Safety


Siapa tak kenal Ducati Monster, street fighter Italia ini cukup melegenda dengan desain dan peforma mesinnya yang garang. Di 2011, Ducati menghadirkan Monster 1100 Evo versi 2011. Kasta tertinggi di keluarga Monster ini hadir dengan banyak penyempurnaan bila dibandingkan dengan generasi Monster 1100 di tahun 110.

Paling mencolok adalah powernya yang melonjak jadi 100 Dk dari versi sebelumnya yang cuma 95 Dk. Beberapa penyempurnaan di mesin Desmodromic L-Twin, 2 silindernya membuat powernya meningkat. Oiya, mesin ini adalah mesin dengan dua klep tiap silinder pertama Ducati yang powernya mencapai 100 Dk.

Selain itu desain knalpot baru yang sudah tidak lagi berada di bawah jok juga turun meningkatkan tenaga. Knalpot baru ini berkonfigurasi 2-1-2 dengan catalytic converter agar lolos standar emisi Euro 3. Mufflernya pun ringan dengan material alumunium.

Satu lagi yang lari dari pakem adalah aplikasi kopling basah. Sebelumnya Ducati Monster selalu menggunakan kopling kering, tapi kini suara transmisinya dijamin lebih halus dengan kopling yang terendam oli ini.

Pada desain bodinya memang tak ada yang berubah, tapi kaki-kakinya diperbaharui. Sebelumnya pakai sokbraker depan Ohlins 43 mm, kini menggunakan Marzocchi dengan diameter yang sama. Peleknya juga memiliki desain palang baru.

Istimewa adalah perangkat safety-nya. Rem ABS (antilock brake system) dan DTC (Ducati Traction Control) empat tingkat sudah jadi piranti standar-nya.

Oiya, yang menarik adalah, semua teknologi baru yang diterapkan pada motor ini membuat interval perawataannya makin lama. Tiap 12 ribu kilometer baru dianjurkan untuk melakukan berbagai pengecekan hingga penggantian oli. (motorplus-online.com)
Chassis
Frame : Tubular steel Trellis frame
Wheelbase : 1450mm (57.1in)
Rake : 24°
Front suspension : Marzocchi 43mm fully adjustable usd forks
Front wheel travel : 130mm (5.1in)
Front wheel : 10-spoke in light alloy 3.50 x17
Front Tyre : 120/70 ZR17 Pirelli Diablo Rosso II
Rear suspension : Progressive with preload and rebound Sachs adjustable monoshock
Rear wheel travel : 148mm (5.8in)
Rear wheel : 10-spoke in light alloy 5.50x17
Rear tyre : 180/55 ZR17 Pirelli Diablo Rosso II
Front brake : 2 x 320mm discs, 4-piston radial calliper with ABS
Rear brake : 245mm disc, 2-piston calliper with ABS
Fuel tank capacity : 13,5l (3.6USgal)
Dry weight : 169kg (373lb)
Instruments : Digital unit displaying: Speedometer, rev counter, time, scheduled maintenance warning, oil temperature, trip fuel, lap time, warning light for low oil pressure, fuel level, fuel reserve, neutral, turn signals, warning ABS, overrev, DTC, immobilizer. Ready for DDA system.
Warranty : 2 years unlimited mileage
Body Colour (frame/wheel) : Red with white stripe (red / black) - Diamond Black with Racing grey stripe (racing gray / black)
Versions : Dual seat
Seat height : 810mm (31.9in)
 
Engine
Type : L-Twin cylinder, 2 valve per cylinder Desmodromic, air cooled
Displacement : 1078cc
Bore x Stroke : 98 x 71.5mm
Compression ratio : 11.3:1
Power : 100hp (73.5kW) @ 7500rpm
Torque : 76lb-ft (10.5kgm) @ 6000rpm
Fuel injection : Siemens electronic fuel injection, 45mm throttle body
Exhaust : Lightweight 2-1-2 system with catalytic converter and two lambda probes. Twin aluminium mufflers
 
Transmission
Gearbox : 6-speed
Ratio : 1=37/15 2=30/17 3=27/20 4=24/22 5=23/24 6=24/28
Primary drive : Straight cut gears; Ratio 1.84:1
Final drive : Chain; Front sprocket 15; Rear sprocket 39
Clutch : Wet multiplate with hydraulic control
 
Emissions
Standard : Euro 3

Penulis : Popo

Tips Harian

Tutup Pentil Biasa Vs Tubeless


 Ukuran dan motif sama
Seringkali
orang bingung saat mau pilih-pilih tutup pentil. Padahal, model dan ragamnya sudah banyak. Mungkin bingungnya karena variannya terlalu banyak ya. Nggak perlu bingung, pilih yang sesuai karakter motor aja. Simpel kan. Nah, buat tutup pentil motor, nggak harus selalu pakai tutup pentil motor juga.

Bisa juga ambil tutup pentil yang dipakai buat ban mobil, atau bisa juga tutup pentil untuk sepeda gowes yang variannya lebih banyak. Sekarang ini tutup pentil dari kelompok sepeda lagi booming, banyak sekali yang unik dan lucu. Maklum, variasi sepeda juga lagi laris manis.

Karena ukurannya sama, kan tinggal pasang, plek aja. Sehingga tutup pentil yang aneka warna, bisa saling tukar pakai. Termasuk dengan tipe bannya. Mau itu pakai ban dalam (tube) atau tanpa ban dalam (tubeless), ukuran diameter pentilnya sama juga. Otomatis pakai tutup pentilnya juga nggak beda di ukuran.

"Biasanya ukuran tutup pentil variasi sama. Kalaupun beda lubangnya, pasti sudah dilengkapi adaptor dari sononya," jelas Joni dari Cahaya Motor di Jl. Otista No. 27, Jakarta Timur.

Adaptor ini sifatnya universal, bisa pas di semua tipe ban dan kendaraan. Biar pilih-pilihnya lebih puas, biasanya di toko sepeda lebih punya varian yang juga banyak pilihan.

Walau kenyataannya di pasaran pentil tubeles dilengkapi tutup dari besi, tapi bisa saja diganti pakai yang versi plastik. Dan biasanya juga, bahan plastik milik ban yang menggunakan ban dalam.  (motorplus-online.com)
Penulis : Tining

Virus Modifikasi

Ragam Bahan Stiker Silakan Pilih Sesuai Kocek

 
 
Banyak cara mengubah tampilan motor jadi lebih gaya. Salah satunya menggunakan stiker bodi. Metode ini banyak diminati lantaran proses pemasangannya simpel juga nggak makan banyak waktu atau lama di saat penggarapan.

Ada banyak bahan stiker yang beredar di pasaran. Namun secara garis besar ada empat jenis bahan yang kerap dijadikan andalan.  Penasaran kan mau tau apa saja jenis bahannya? Baca terus!

Ritrama
Jenis stiker ini paling banyak diaplikasi seniman cutting sticker. Mulai dari kaki lima sampai gerai ber-AC. “Lantaran harganya paling murah dan mudah didapat. Selain itu punya pilihan warna yang juga beragam,” jelas Pikno dari Portal Sticker di Jl. Pinang I No. 54C, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan..

Namun kekuranganya material jenis ini kualitasnya tidak sebagus bahan stiker Oracal. Selain lebih tipis bahan perekatnya kurang awet, warnanya pun lebih cepat pudar. “Namun kelebihan jenis stiker ini punya harga murah dan terjangkau kocek ABG,” lanjut Pikno yang mematok bahan Ritrama buat skubek dihargai Rp 400 ribuan, bebek dipatok Rp 600-700 ribuan, dan untuk jenis motor sport berfairing sampai Rp 900 ribuan.

oracal

Stiker ini biasa disebut Oracal. Jenis ini kerap dipakai Romi dalam memodifikasi warna bodi motor konsumennya. "Untuk jenis Oracal, tidak memantulkan cahaya balik. Jadi apabila, stiker ini terkena cahaya, maka tidak akan memantul dan warna juga tidak berubah," pasti pria berambut cepak ini.

Selain itu, bahannya juga tidak begitu sulit untuk dipasang. Karena, Oracal memiliki bahan yang lentur sehingga bisa mengikuti bentuk pada bagian bodi. Untuk yang berminat dengan stiker jenis Oracal cukup menebusnya Rp 80 ribu per meter. 

"Oh iya kami juga menawrakan full bodi. Untuk skubek Rp 600-800 ribu, bebek Rp 800-900 ribu dan sport Rp 2 - 2,5 juta. Harga itu sudah termasuk untuk tiga warna dan motif yang ada. Jadi, silakan dipilih sendiri," celotehnya.

Scotchlite

Stiker jenis ini dibandrol Rp 40 ribuan per meter. Bahannya agak tipis dan diberi campuran glitter. Bisa dikenali saat terkena pantulan sinar pada malam hari. Plastik perekat ini akan tampak lebih terang karena memantulkan cahaya balik atau seakan jadi lebih nyala. Tidak begitu kalau gak ada pantulan cahaya.

Namun stiker yang berasal dari Taiwan ini memang rentan terkelupas. "Bahan agak tipis dan mudah sobek. Tapi daya rekatnya lebih bagus ketimbang lainnya. Jadi saat menempelkan stiker jenis ini memang harus hati-hati," ingat Jackie.

Buat skubek yang mau pakai stiker ini full bodi dikenakan ongkos Rp 700 ribu,  untuk bebek Rp 1,3-1,7 juta dan Rp 2 sampai 2,5 juta buat motor batangan.

Glittre

Jenis glitter diklaim bisa bikin tampilan jadi lebih elagan dibanding pakai stiker lain. Sebab, jika hampir semua glitter menyelimuti semua permukaan bodi motor, dapat memberikan efek berbeda.

"Glitternya kelihatan sekali, berbeda kalau pakai stiker Scotchlite. Kalau, bahan ini mau terkena cahaya atau enggak, tetap akan menghasilkan warna bersinar," ungkap pria berkulit sawo matang ini sambil bilang kalau harga per meter untuk jenis Glitter ini hanya Rp 40 ribu.

Selanjutnya, biaya yang dikeluarkan untuk skubek Rp 600-800 ribu, bebek Rp 800-900 ribu dan sport Rp 2 - 2,5 juta. 

D-Cifix

Jenis stiker ini biasa berfungsi sebagai warna dasar. Maksudnya, sebelum di kasih ketiga stiker di atas, harus menggunakan jenis ini dulu. “Banyak juga konsumen yang minta ditutup warna aslinya. Biar gak makan waktu lama lebih baik  ditutup dahulu. Tapi, bisa juga dibikin motif minimalis," ucap Jackie yang sering terima orderan jenis ini.

Material D-Cifix ini relatif lebih murah. Dibanderol Rp 20 ribu per meter. "Meskipun lebih murah, kualitas ketahanannya gak kalah dengan yang lain," yakin Romi yang memakai stiker asal Jerman ini.

Buat yang mau minimalis dan juga tidak mau rogoh kocek terlalu dalam, bisa lirik jenis ini. Karena memang lebih murah dibanding stiker lain. Rp 400 ribu buat skubek, Rp 600 ribu bebek dan Rp 1 -1,5 juta untuk jenis sport.

kodak paper
Stiker jenis ini banyak digunakan  untuk stiker atau striping motor Thailand. Tapi, bukan stiker orisinal pabrikan motor itu ya. Melainkan, striping KW yang juga banyak dijual di toko variasi. Bahan tipis, tapi kekuatan hampir setara striping orisinal. (motorplus-online.com)

 
Penulis : Belo, Jotos

Modifikasi Suzuki Shogun 110 1998

Suzuki Shogun 110 1998, Mix Yamaha dan Aprilia


Mengubah tampilan motor dari bebek biasa menjadi futuristik dan bergaya sporty, Rico Anggi sempat pusing. Tapi nggak sampai pecah ndase.

Tentu ada sebabnya. "Karena rada susah memang cari bodi Suzuki yang berkesan futuristik sesuai selera saya," kata Rico.

Akhirnya dia nekat comot punya Yamaha. Pilihannya bodi depan dari Yamaha X1R. Motor ini tidak bisa dijumpai di sini karena beredarnya di Thailand. 

Rico pakai bodi depan lengkap sampai lampu utama. "Itu asli lho, artinya materialnya plastik. Saya tinggal sesuaikan dudukan untuk melekatkan bodi," cerita pemuda 20 tahun ini.

Tapi, untuk urusan bodi belakang dia berani sedikit ekstrem. Rangka buritan dipotong lebih pendek. "Acuan ini kali buntut Aprilia RS," tambahnya.


Masih menurut Rico, buntut dengan banyak sudut seperti ini pastinya menunjang konsep masa depan tadi. "Bahan fiberglass, lebih enteng," celetuk Rico.

Tapi, sayang sepertinya Rico terlalu semangat mencontek bodi motor asal Italia itu. Kalau menurut MOTOR Plus, desain sepatbor yang dipiilih, rasanya kurang pas dengan konsep bebek seperti ini.

Selain itu dia juga menceritakan bukti totalnya meniru sosok gagah Aprilia. "Bahkan sampai ke cat yang juga pilih warna yang biasa dipakai atau sudah menjadi ciri Aprilia. Enggak ada salahkan kalau tampilan Suzuki sudah hilang total," tegas Rico yang juga seniman lukis ini.

Bikin pangling memang! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
 Ban depan: FDR 90/80-17
Ban belakang: Swallow 140/60-17
Pelek depan: Rossi
Pelek belakang: Axio
Swing arm: R Pro
 
Penulis : Nurfil