Minggu, 23 Januari 2011

Sistem Pengapian AC di Motor

Gosip vs Fakta Sistem Pengapian AC Bisa Lebih Kuat di Putaran Atas?


Out put tegangan CDI AC di putar 10.000 rpm (kiri). Grafik osciloskop pada CDI AC memperlihatkan noise yang tinggi (kanan)


 
Jakarta - Seperti diketahui bahwa sistem pengapian Yamaha Scorpio atau Honda Tiger jenis AC (alternating current). Baik generasi pertama hingga versi terbaru (New Scorpio Z atau Tiger Revolution). Pada sistem ini suplai setrum ke CDI langsung mengandalkan arus dari sepul pengapian.

Nah, hingga saat ini banyak yang berpendapat kalo sistem pengapian AC punya keunggulan mampu menyuplai tegangan lebih tinggi di putaran atas. Sehingga percikan api di busi jadi makin kuat dibanding jenis DC (direct current). Benar kah?

“Perlu diketahui, bahwa besar kecilnya percikan api di busi tergantung kemampuan koil melipatgandakan tegangan (voltase) yang keluar dari CDI. Semakin besar voltase yang disuplai oleh CDI ke koil, maka output dari koil ke busi akan makin besar pula,” bilang Tomy Huang, bos PT Trimentari Niaga (TN) selaku produsen CDI merek BRT yang bermarkas di Cibinong, Jabar.

Baru-baru ini OTOMOTIF coba melakukan eksperimen mengukur tegangan yang dihasilkan CDI jenis AC untuk Scorpio Z pakai alat uji khusus milik PT TN. Tapi CDI yang digunakan untuk bahan praktiknya masih dalam bentuk rangkaian PCB yang belum di-packing pada covernya.



Out put tegangan CDI DC di putaran 10.000 rpm (kiri). Grafik osciloskop pada CDI DC cenderung datar. Menandakan noise yang rendah (kanan)

Pada putaran rendah (1.500 rpm), tercatat tegangan yang dihasilkan oleh CDI AC Scorpio Z itu mencapai nilai 172,0 Volt. Namun begitu putaran mesin dinaikkan di 5.000 rpm, tegangan dari CDI turun jadi 139,9 Volt. Lalu putaran mesin kembali dinaikkan lebih tinggi lagi sampai 10.000 rpm. Ternyata tegangan yang keluar dari CDI hanya mencapai 81,1 Volt.

“Pada sistem pengapian AC, di putaran rendah tegangan yang keluar dari CDI memang tinggi. Tapi arusnya kecil. Sebaliknya di putaran tinggi, tegangannya akan mengecil. Sedang arusnya yang membesar,” terang Tommy.

Oke, itu tadi kan pakai CDI AC-nya Scorpio Z. Nah, pembuktian berikutnya kami coba menguji CDI jenis DC untuk Scorpio Z juga. Kebetulan BRT mengeluarkan otak pengapian DC untuk motor sport Garputala berkapasitas 225 cc ini. Tipe yang kami ambil Neo Hyperband seharga Rp 410 ribu.

“Kalau pakai CDI ini tinggal pasang saja. Tidak perlu mengubah sistem kelistrikan. Hanya perlu mengambil setrum DC (dari aki) di kabel warna cokelat pada flasher sein. Ada kabel tambahan di CDI yang nantinya dihubungkan ke kabel cokelat flasher itu,” tukas Heri dari bagian technical service TN.

Hasilnya, di putaran stasioner (1.500 rpm) tercatat tegangan yang keluar dari CDI DC tersebut sudah mencapai 241,6 Volt. Sedang waktu putaran mesin dinaikkan di 5.000 rpm. Tegangan turun jadi 207,4 Volt. Tidak terlalu drop dibanding CDI AC yang turunnya sampai 139,9 Volt.

Lalu saat putaran mesin dinaikkan lagi jadi 10.000 rpm, voltasenya hanya turun jadi 176,0 Volt. “Pada sistem pengapian DC, di putaran rendah tegangan yang keluar besar dan arusnya kecil. Sedang pada putaran tinggi arusnya juga makin besar kayak CDI AC. Tegangannya juga ikut turun, tapi gak sebanyak tipe AC. Efek yang akan didapat, percikan api di busi tetap baik dan stabil. Sehingga dari segi performa dan konsumsi BBM akan lebih baik,” jelas Tomy.

Masih kata pria ramah ini, efek itu akan lebih terasa pada motor bersistem pengapian AC yang jam terbangnya sudah tinggi. “Karena sepul pengapian ada umurnya. Makin lama kinerjanya akan makin menurun. Sehingga kemampuan mengasilkan tegangan juga ikut menurun. Dampaknya, performa mesin dan konsumsi BBM jadi makin boros. Itulah kenapa kebanyakan motor-motor sekarang sistem pengapiannya pakai jenis DC. Karena sistem ini lebih stabil. Tentunya tergantung kondisi akinya juga,” tutupnya.
 

(motorplus.otomotifnet.com)
Penulis : DiC | Editor : AZ | Foto :

Mission R

Wow, Sasis Motor Listik Mission R Serupa Teknologi Ducati GP10


Long Beach - Melihat struktur dan komposisi sasis, mesin serta komponen lainnya dalam sebuah sepeda motor pasti sudah biasa. Tapi pada sepeda motor sport bertenaga listik pasti belum pernah lihat kan?

Nah, Mission R berbaik hati membuka seluruh fairingnya dan menunjukan seperti apa komposisi sasisnya. James Parker, desainer sasis Mission R menjelaskan dengan detail lewat foto.

Berbeda dengan sepeda motor sport konvensional yang sasis delatbox atau turbular yang dipakainya terpisah dengan mesin. Pada Mission R mirip sasis Ducati GP10 yang dipakai di ajang MotoGP.

Sasis ini menjadikan mesin dan sasis adalah satu kesatuan sebagai kerangka yang membuat sepeda motor bisa bediri. Mesin dan sasis menyatukan semua komponen dalam sepeda motor.

"Sasis Mission R menggunakan komponen yang unik untuk mencapai tuntutan geometri dan kemasan dari produk sepeda motor performa tinggi," buka Parker.
 
Baterai yang diletakan di tengah menjadi penghubung tiga struktur yang berbeda. Struktur pertama, di bagian depan terdapat sebuah kotak alumunium yang memegang komstir dan suspensi depan.

"Di belakang baterai terhubung motor listrik, primary drive, dan poros penggerak serta pivot untuk lengan ayun," jelasnya.

Motor listrik menjadi struktur kedua yang tidak terpisah dari sasis tapi merangkap tugas sebagai sasis. Karena motor listik pada Mission R juga berfungsi sebagai pemegang lengan ayun belakang.

Satu struktur lagi adalah sasis baja chrome-moly yang menjadi pelindung baterai sekaligus memperkuat pegangan antara struktur pertama dan kedua (pemegang komstir dan motor listrik).

Menarik kan!  
 
(motorplus.otomotifnet.com)
Penulis : Popo | Editor : Popo | Foto : Mission R

Bengkel Spesialis Kroom

Paket Hemat Krom, Cukup Rp 575 Ribu

 
Jakarta - Tahun baru, tampilan motor matik ikutan baru dong. Salah satu yang gampang mendongkrak si kuda besi tanpa kopling ini dengan lapisan krom.

 Mumpung ada tawaran paket hemat alias pahe dari Master Chrome, spesialis krom. Usaha membuat motor ciamik dijamin enggak bakalan menguras isi kantong.

Lewat promo full paket tahun baru khusus motor matik, isi kantong bisa diirit ratusan ribu dari harga normal.

Cukup dengan mengeluarkan Rp 575 ribu perak, motor matik yang terbuat dari logam langsung disapuh dengan krom. Sebut saja standar samping, double standar, kick starter, tabung sock, footstep, handle, caliper, dan behel. Semua bakalan langsung disapuh krom.

Kelebihan Master Chrome dibanding bengkel lainnya adalah penggunaan bahan kimia krom dari Rusia. Kualitasnya jelas ada, karena akan melapisi permukaan dengan sempurna, termasuk sudut-sudutnya.

Apalagi tak perlu menunggu lama karena waktu pengerjaannya cuma sehari. “Kami kasih garansi 3 bulan,” ucap Latip, si punggawa Master Chrome.

Silakan ke Jl. Raya Bogor Km 21, Kramat Jati, Jaktim, atau di Jl. M. Hasibuan, Kalimalang, Bekasi. Kontaknya 021-99994006. (motorplus.otomotifnet.com)
 
Penulis : Khalif | Editor : AZ | Foto : Khalif

Tips Performance Honda CS-1

Pilihan Per Kopling Aftermarket Honda CS1

Jakarta - Buat mendukung tarikan lebih yahud, enggak sedikit pemilik Honda CS1 yang mengganti per kopling (PK) bawaan dengan produk aftermaarket berspesifikasi racing (umumnya, bahan lebih kuat, keras. Jadi diklaim lebih bagus) atau adopsi milik motor lain yang lebih oke (gbr.1).

Oh ya, fungsi PK adalah, komponen yang memberikan tekanan pada kampas kopling agar peranti itu menempel dengan kuat pada pelat kopling, sehingga perpindahan transmisi dapat dilakukan dengan baik dan meminimalkan tenaga yang hilang.


“Kuat atau lemahnya per kopling mendorong kampas pada pelat kopling (saat gaya sentrifugal) akan mempengaruhi proses perpindahan tenaga putaran mesin ke gir dan roda belakang,” urai Kahfi dari K-22 Garage di daerah Fatmawati, Jaksel.

Bicara merek, di pasaran tersedia PK racing dari ‘label papan atas’ kayak CLD, TDR, Daytona, R9, BRT dan Kawahara. Kalo harga bervariasi, mulai Rp 50-130 ribuan. Emang sih, PK racing untuk Honda CS1 tidak sebanyak besutan lain.

Tapi enggak usah resah. “Meski per kopling aftermarket CS1 masih jarang, tapi bisa pake punya Honda Karisma 125, kok! Karena diameter dan tingginya hampir sama,” ujar Ahyar, pegawai dari Surganya Bikers, di kawasan Depok, Jabar.

Untuk mengaplikasi PK tersebut sah-sah saja buat tunggangan yang masih standar. Selain itu juga membuat kampas kopling jadi lebih awet dan akselerasi lebih cepat. Apalagi, tunggangan yang dibore-up, butuh dorongan yang maksimal.

Untuk PK aftermarket, rata-rata mempunyai batas kekenyalan lebih keras dibanding standarnya. Dengan itu, bukan berarti yang keras itu bagus, lo!

“Usahakan jangan terlalu keras, bisa merusak rumah (baut) PK karena menahannya, saat tuas kopling ditarik (kopling manual). Baiknya, cari panjangnya lebih 2 ulir dari standarnya dan diameter yang sama,” lanjut Kahfi, sambil bilang panjang PK aslinya mencapai 4 cm dengan sigmat (gbr.2).


Kekenyalan PK bisa dilihat dari tinggi pegas dan diameter ulir per (gbr.3). Semakin tinggi dan besar, biasanya akan kian keras pula per tersebut. Untuk itu per kopling banyak ragam ukurannya, mulai motor standar sampai full kompetisi.

Selain itu, material bahan juga ikut menentukan harga. Maksudnya, selain harus kuat menekan pelat kopling, pegas dituntut harus cepat kembali ke posisi awal setelah ditekan penuh. Nah, itu hanya bisa didapat dari material yang berkualitas bagus.

Seperti PK BRT (gbr.4) seharga Rp 99 ribu, yang dibuat dari kawat baja murni yang diproses dengan sistem Hot Wire System. Karena proses tersebut, per kopling BRT lebih awet dan dijamin tingkat penurunan sangat kecil. (motorplus.otomotifnet.com)
 Tabel Harga
 BRT  Rp 99 ribu
 CLD  Rp 49 ribu
 R9  Rp 78-80 ribu
 HRP  Rp 75-80 ribu
 Kawahara  Rp 55 ribu
 TDR  Rp 110-130 ribu
 HRP  Rp 75-80 ribu
 TK  Rp 100 ribu
 Inspiro  Rp 100 ribu

Surganya Bikers : 021-77825144
Dodo Racing: 021-7345655
 
Penulis : Teguh | Editor : AZ | Foto : Teguh

Selasa, 18 Januari 2011

Safety - Inspeksi Motor Pra-Turing

 

OTOMOTIFNET - Enggak cuma kondisi badan yang harus fit kalo kita mau jalan jauh naik motor. Kuda besinya juga kudu sehat wal afiat dong, biar di hari H-nya enggak ngerongrong.

Makanya, untuk memastikan itu sebaiknya lakukan inspeksi pengecekan. Terbagi jadi tiga bagian utama. Baik mesin, kelistrikan dan kaki-kaki. Nih, dia!


Mesin

Servis ringan (tune-up). meliputi; setel klep, ganti oli mesin, cek/ganti busi dan bersihkan karburator. Buat motor lelaki, kayak Suzuki Thunder 125, jasa pengerjaan Rp 85 ribu. “Itu sudah termasuk ganti oli dan busi, lo,” kata Agus Setyawan, kepala mekanik Baik Suzuki Tangerang di Jl. Perintis kemerdekaan No.4, Tangerang, Banten.

Kalau sevis besar yang harus dibuka mirip perlakuan saat servis kecil. Hanya ditambah membuka blok piston, silinder head dan skir klep. Biaya servisnya Rp 178 ribu.


Sementara buat bebek, perlakuan servisnya mirip di sport. “Biayanya cukup Rp 25 ribu, ini buat motor Honda Supra X 125 cc, tapi belum termasuk ganti oli dan busi, ya,” ucap Rahmazan mekanik No Mader Speed (NSP) di daerah Rawamangun, Jaktim. Sementara servis besar, tarifnya Rp 90 ribu lengkap sama ganti oli dan busi.


Nah, karena di skutik gak pake gir, yang dirawat ya belt dan pulinya. “Ongkos servis kecil Rp 75 ribu,” urai Rizki Saptoro mekanik Jaws Speed (JS) di Jl. Jeruk Purut, Jaksel. Kalo servis besar, dananya 115 ribu. “Semuanya tinggal beres, deh,” tambah Rizki.


Kaki-Kaki & Sistem Rem

Perangkat ini juga mesti dicek dan dibetulkan. “Meski mesin atau sistem kelistrikan oke, percuma kalo bagian kaki-kaki kayak laher roda oblak, pelek peyang, sokbreker bocor atau terlalu keras. Akan sangat membahayakan rider saat tunggangan melaju,” ungkap Muhammad Haris, kepala bengkel Suzuki World di Jl. Panjang No.28, Kebon Jeruk, Jakbar.

Pelek dan Laher Roda. Selain disetel, periksa juga laher rodanya. “Kalau laher oblak, sebaiknya ganti. Jika didiamkan akan makin parah dan merembet ke bagian lain,” anjur Safrudin, kepala bengkel Clara Motor II di Jl. Arteri Kelapa Dua No.5, Kebon Jeruk, Jakbar.


Ban juga mesti dicek. Bila sudah gundul, ganti anyar. Sebab dengan kondisi botak, daya cengkeram terhadap aspal juga berkurang. Sehingga lebih licin dan sangat membahayakan bikers. Belum lagi kalau hujan turun tiba-tiba.


Gir Set.Bila sudah aus atau lancip, ganti baru. “Sering kejadian, lantaran gir roda sudah aus, rantai cepat lepas. Akibatnya motor akan berhenti mendadak akibat rantai nyangkut di bagian lain seperti teromol roda,” urai pria disapa Udin ini.


Kampas dan Kabel Rem. Semua kudu dicermati. Sebab selain menyangkut keselamatan rider, juga orang lain. “Tak sedikit rider menabrak kendaraan lain karena remnya blong atau kurang pakem,” ujar Udin. Lainnya, cakram, kabel rem serta perangkat lain juga perlu dicek. Bila minyak rem sudah mulai berkurang, lakukan pengisian sesuai batas up dan lower pada master rem.


Sokbreker.Baik depan atau belakang, bila sudah mengalami kebocoran oli atau rusak, efeknya suspensi akan terasa lebih keras. Indikasinya, saat menikung juga terasa goyang-goyang. Begitu juga saat lewat jalan berlubang, akan terasa mentok dan timbul suara pada suspensi depan maupun belakang.


Swing arm. Meski peranti ini jarang rusak, juga perlu diamati. Entah bahannya yang kurang paten atau akibat sering menghajar kubangan, part pangapit roda belakang ini juga bikin tunggangan geal-geol. Terutama jika sudah tidak center lagi antara kiri dengan yang kanan.


Kelistrikan

Bohlam. Cek kondisinya, terutama yang berumur sudah lama, lebih baik ganti baru agar tidak putus di jalan. “Jangan lupa bawa cadangan yang spesifikasi sesuai standar, baik itu jenis maupun dayanya,” terang Hendra dari Gandhi Racing.

Aki. Tentu cermati ketinggian airnya. Kalo kurang, tambah pakai air aki botol warna biru. Jika kondisi kutub-kutubnya berkerak hilangkan dengan disiram air panas atau diampelas. “Olesi gemuk agar tak ditempeli kerak baru,” anjur Hendra.


Soket. Agar arus listrik tersalur sempurna, hindari karat atau lumut dari peranti itu. Semprot cairan anti karat atau penetran agar bagian itu tetap bersih. “Kondisinya harus saling mendekap erat, karena kalau kendur bisa timbul panas, sehingga lama-lama bisa korsleting dan terbakar,” timpal Gandhi, mekanik sekaligus mantan pembalap nasional ini.


Klakson. Jika tak berfungsi normal (padahal kondisi aki normal), jangan panik dulu. “Coba setel klakson dengan cara memutar baut di belakangnya dan dicari yang suaranya paling nyaring. Bila tetap tidak bunyi, harus ganti baru,” terang Hendra dan diamini Gandhi, yang bengkelnya di Jl. Pajajaran No.23, Pamulang, Banten.


PENULIS: Jotos, Aant, Banar
FOTO : Reza

Safety - Do & Dont Saat Turing


OTOMOTIFNET - Ibarat melakukan ritual sakral, saat akan turing jarak jauh juga perlu memperhatikan beberapa aturan. Intinya, ada hal yang boleh diterapkan dan tidak (do & don’t). Tujuannya, tentu aja agar journey Anda menyenangkan dan tiba di tujuan dengan selamat!

Copot Filter Udara Karburator

Gak boleh. Sebab debu dan kotoran akan mudah tersedot ke alat pengabut bahan bakar. “Apalagi, menempuh jarak jauh kerap melintasi jalan dengan beragam kondisi. Kotoran yang menumpuk, justru akan mengganggu kinerja peranti itu hingga kerusakan berat,” bilang Anto dari Singo Motor di Cempaka Putih, Jaktim.

Ban Kecil

Haram diterapkan. Gak cuma bikin handling kurang stabil yang bisa mengancam keselamatan. Perjalanan juga bikin capek dan boros bensin. “Coba bayangin saat menikung tiba-tiba ban slip, tak mustahil Anda terlempar mencium aspal,” ujar Jacky dari Obelix Extreme Motorcycle di Condet, Jaktim. Hiii.. ngeri, kan?

Ceper

Hindari deh, gaya ini. Apalagi kondisi jalan di daerah gak semuanya rata. “Selain bikin perut sakit dikocok-kocok, umur peredam kejut juga jadi pendek,” wanti Adi dari bengkel Midnight di kawasan Slipi, Jakbar.

Aksesori Berbahaya

Niatnya peranti ini buat mempermanis. Tapi banyak juga yang justru malah mengancam jiwa. “Misal mika lampu belakang bening. Gak cuma melanggar aturan lalu-lintas, tapi mengganggu pengendara lain (terkecoh). Harusnya kalo mikanya bening, bohlamnya tetap berwarna sesuai aturan,” tutur Agusta pemilik workshop Ceris Motor di Duren Sawit, Jaktim.

Ada juga grip gas non karet. Secara tampilan mungkin lucu. “Tapi tak jarang grip model gini kerap bikin pegal, karena telapak tangan tak maksimal menggenggam kemudi, cepat panas, berkeringat hingga licin. Efeknya, konsentrasi pun terganggu,” sahut Nano dari Sadam Motor di Ragunan, Jaksel.


Lainnya, footstep racing. Kalo buat show bike mungkin gak masalah. Tapi buat harian atau dipakai jarak jauh, jelas kurang direkomendasi. “Utamanya, pijakan kaki begitu, mengubah posisi riding Anda. Pegal, sudah pasti jadi menu utama,” ucap Rey Ratukore, pembalap Bintang Racing Team, mengingatkan.


Jok Tipis

Sebaiknya jangan diadopsi buat menempuh jarak jauh. “Duduk berlama-lama di sadel model begini dan melewati jalan beragam kontur akan membuat bokong Anda panas dan kurang nyaman. Tak mustahil malah memicu ambeyen, lo!” jelas Yorry dari Yatim Speed perwakilan Manggarai, Jaksel.

Box

Di satu sisi, sangat membantu biker dalam hal penempatan barang bawaan. Tapi kalo pemakaiannya berlebihan di motor Anda, peranti ini justru malah bikin ribet. Besutan jadi kelebihan beban, dimensinya pun jadi semakin lebar.

Sebaliknya, kalo mau pakai wadah ini, sesuaikan kebutuhan dengan pertimbangan keseimbangan motor juga. “Pilih yang berbahan plastik agar air tak tembus ke dalam. Isinya, juga disortir lagi yang penting-penting aja, seperti tool kit, senter kecil, spare-part cadangan, jas hujan atau alat P3K,” anjur Ahon, bos gerai variasi Sejati Motor di Ciledug, Tangerang.


Karburator

Mending pakai standarnya aja. Toh, turing kan kita menikmati perjalanannya, bukan mau kebut-kebutan. “Jadi gak perlu ganti karbu gede. Karena ujung-ujungnya, justru boros bensin dan bikin bengkak biaya beli bahan bakar,” papar Jaue dari Jaws Matic Specialis di daerah Cilandak, Jaksel.

Beban Kelistrikan

Pakai lampu tambahan, klakson berlebihan akan membebani kinerja aki. “Alhasil, peranti ini cepat tekor yang justru mengimbas ke sektor kelistrikan yang lain. Efek dominonya, komponen mesin juga ikut kena getahnya,” tutur Herry dari toko Inti Jaya Motor di Ciledug, Tangerang.

Knalpot Racing

Dipakai untuk di dalam kota yang lalu-lintasnya padat, bisa jadi peranti itu sangat mendukung akselerasi. Kan treknya pendek-pendek dan patah. “Lha kalo dipakai untuk jalan jauh yang lintasannya panjang, gak cuma kantong jebol buat beli bensin. Tapi suaranya sungguh mengganggu lingkungan sekitar. Ingat lo, di beberapa daerah ada yang menerapkan aturan anti knalpot bising,” urai Robi, modifikator dari R’colours di Buah Batu, Jabar.

PENULIS:Iman, Doni
FOTO:reza

Safety - Pendukung Touring

 

OTOMOTIFNET - Libur sama turing keluar kota, jadi menu wajib bikers. Tentu agar perjalanan lancar, aneka persiapan dilakukan. Berikut ini ada beberapa hal pendukung yang mesti disiapkan. Simak, deh!

Riding Position

Riding position (RP) yang salah kerap membuat pengendara cepat pegal saat menempuh jalan jauh. “Akibatnya, konsentrasi ikut terganggu. Kalo dipaksa, fatal akibatnya,” ujar Joel D. Mastana, instruktur safety riding motor.

Jadi gimana RP yang pas? Posisi duduk tegak dan rileks saat di atas besutan. Itu tentu berlaku buat semua tipe kuda besi, lo. “Bila posisinya membungkuk, punggung akan cepat terasa pegal,” ujar pria yang doyan membesut moge ini.


Selain posisi tubuh, tangan juga kudu rileks termasuk saat menggenggam setang. Bagian tubuh ini tak boleh terlalu kaku, karena akan berpengaruh pada handling motor.


Setingan Gir

Ini kebanyakan dilakukan buat keperluan pemakaian dalam kota atau rute tanjakan yang gak terlalu ekstrem. Tentu hal itu akan kurang mendukung bila rute turing yang ditempuh banyak tanjakan, kayak kawasan Puncak, Bogor, Jabar.

Agar tunggangan tak terlalu berat melahap jalan menanjak, tentu setingan gir belakang perlu diubah. “Naikkan 1 atau 2 mata dari ukuran standarnya. Jangan kebanyakan, karena akan bikin mesin kurang laju saat di trek datar,” terang Harley T.E, mekanik Straight Line, Pondok Gede, Bekasi.


Selain gir diseting ulang, perhatikan juga kondisi rantai. Pastikan bagian ini kekencangannya sesuai aturan yang berlaku. Jangan sampai turing terganggu gara-gara rantai copot dari gir.


Penghemat Bahan Bakar 

Agar turing makin hemat biaya, boleh juga adopsi pengirit bensin. Di pasaran banyak kok, yang jual. “Dari yang memanfaatkan medan magnet, hingga cairan peningkat oktan BBM. Jadi didapat pembakaran lebih sempurna, meski pakainya premium,” kata Kholiq dari toko aksesori Raja Motor, di Jl. Raya Ciledug, Tangerang.

Untuk perangkat penghemat bahan bakar yang memanfaatkan medan magnet, perlu diinstalasi dulu sebelum berangkat turing. Sementara buat yang model cairan, diisikan bersamaan saat mengisi bahan bakar.


Tertarik menebusnya? Bila pilihnya penghemat bensin tipe medan magnet, paling mahal dibanderol Rp 400 ribuan. Sedang buat yang cairan, cukup rogoh Rp 25 ribu.
 
  
Tool Kit
Nah buat antisipasi mogok saat turing, tools kit mesti disiapkan. Di antaranya kunci busi, pas (ukuran 10,12,14,17 & 19). “Ingat, bawa juga kunci yang ukurannya bisa multi, seperti kunci Inggris,” pesan Ewin, penggawang Wins Motor di Jl. Kelapa Dua, Jakbar.

Ban Dalam

Jalan enggak selamanya mulus. Seperti pernah dialami tim Mr. Testo saat turing ke Anyer, Banten, banyak ban bocor. Nah, buat biker yang motornya pakai ban dalam, mending bawa cadangannya. “Siapa tau bocornya parah dan tukang tambal gak sedia stok ban,” kata Mr. Testo.

Sementara buat yang bannya sudah tubeless, sebaiknya manfaatkan produk penambal ban yang praktis. Contoh bisa pakai produk berupa cairan dan serbuk karet.


Penulis/Foto: Khadafi,OCT/Reza

 

Mengintip Fitur Helm Anak, Bahan Lentur Tetap Anti Bentur

 
 
Jakarta  - Masih sering terlihat, boncenger anak-anak enggak pakai helm. Padahal produsen helm nasional, sudah memproduksi helm untuk anak-anak dengan standar SNI. Dengan harga yang tentunya terjangkau.

"Kisaran harga untuk helm anak Rp 95-190 ribu,” terang Ajun, pedagang helm dari toko Anugerah Motor di Arteri Kelapa Dua, Jakbar.

Kartun Dan Super Hero

Ada beberapa merek helm yang punya produk pelindung kepala khusus anak-anak. Diantaranya adalah BMC Touring Kid, KYT Junior Rocket, GM (Evo Kid & Evo Thin), SMI dan SHC. Meski labelnya berbeda-beda namun kebanyakan helm-helm tersebut dibuat dengan model yang sama, yakni half face.


 
“Hanya KYT dengan tipe Junior Rocket yang modelnya full face,” tutur Alex, bagian marketing PT Tarakusuma Indah, produsen helm BMC.

Dari ke dua model tersebut, helm anak half face masih jadi pilihan bagi orang tua yang hendak beli helm. Menurut pengalaman Ajun, hal tersebut dikarenakan anak-anak enggak suka pakai helm yang ribet dan tertutup rapat.

Namanya juga helm anak-anak, warna yang ceria juga corak gambar yang dipakai kebanyakan kartun dan super hero. Antara lain Batman, Mickey Mouse, Bugs Bunny, Ben 10 dan lain-lain. Tak hanya kartun barat , kartun Upin-Ipin dari Malaysia juga dibuat sebagai pemikat pada helm merek GM.

Sementara helm-helm lain batoknya memikat dengan warna atraktif dan gambar kartun, produk BMC Touring Kid memberikan pilihan warna polos (hitam dan putih). Pilihan gambar selain kartun juga diberikan oleh helm merek SHC. Motif gambar bunga, ditorehkan pada batok helm anak SHC untuk memikat konsumen terutama kaum hawa.

Oh ya, ukuran untuk helm anak berbeda dengan helm dewasa lo. Lingkar kepala yang dipakai untuk pelindung kepala anak-anak, biasanya disesuaikan dengan kepala anak dari umum 3 sampai 12 tahun.

“Untuk anak yang umurnya di atas 12 tahun, sudah bisa pakai helm untuk orang dewasa,” terang agung Yuriadi Merchandise Manager Surganya Biker di Depok.

Agar enggak salah beli helm, perhatikan petunjuk ukuran-ukuran yang biasanya tertera pada visor helm. Pada helm yang memang buat anak-anak, biasanya terdapat ukuran XXS, XS, MS dan ML.


 
Selain ukuran-ukuran tersebut, ada juga helm anak yag menggunakan ukuran standar S, M, L dan XL. Ini adanya pada helm berlabel GM Evo Kids. Namun jangan dikira ukuran tersebut sama dengan bawaan helm orang dewasa. Size pada helm GM Evo Kids tetap berdasarkan ukuran lingkar kepala pada anak-anak.

Meski helm untuk anak, namun beberapa part yang dipakai tetap menggunakan part yang sama dengan helm orang dewasa. Seperti dibagian visor yang juga menggunakan kaca helm anti baret. Sementara dibagian busa dalamannya, agar enggak menimbulkan alergi pada kulit kepala, maka mengaplikasikan bahan soft skin.

Part lainnya yang sama dengan helm dewasa adalah bagian pengancing helm. Meski helm anak, sistem pengaitnya sudah pakai model buckle micro matic(klip). Bahkan bahan yang dipakai juga sama yakni besi.

Bagimana dengan bahan yang dipakai pada batok helm? Menurut Direktur Pemasaran PT Danapersadaraya Motor Industry (DMI) produsen helm GM, Johanes Cokrodiharjo, bahan yang dipakai pada helm anak bikinan DMI enggak sama dengan untuk helm GM dewasa.

“Untuk anak-anak, bahan batoknya dipilih yang lebih lentur namun tetap kuat. Oleh karenanya helm GM buat anak, menggunakan bahan ABS special grade. Penggunaan bahan ini, juga membuat bobot helm buat anak lebih ringan dibanding helm orang dewasa,” ungkap pria yang berencana meluncurkan produk helm anak untuk anak umur 1,5-5 tahun ini.

Sedangkan merek BMC, menggunakan bahan composite yang tentunya sudah disesuaikan untuk helm anak. Maksudnya batok helm BMC di desain enggak terlalu tebal. Hal ini menjaga agar helm tersebut enggak terlalu berat dipakai anak-anak.

Sayang anak...sayang anak. (motorplus.otomotifnet.com)

Himbauan Lalu Lintas

Saat Berkendara Hanya Pakai Sandal dan Tanpa Jaket, Bahaya!



Jakarta - Himbauan Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Royke Lumowa agar tidak menggunakan sandal dan pakai jaket saat berkendara patut didukung. Pasti, karena itu bagian dari safety gear yang tidak boleh ditawar.

Beberapa kejadian di lapangan menunjukkan kalau penggendara yang pakai sandal berisiko tinggi saat terjadinya kecelakaan.

Pengalaman Yudi mungkin bisa jadi contoh. Urat kaki kirinya robek tersangkut footstep motor lawan ketika terjadi kecelakaan 6 tahun lalu. “Sampai sekarang nggak kuat lari. Masih ngilu. Tekuk jari sudah tidak bisa,” ungkapnya pasrah. 
 

Yudi. Rasakan kerugian sekarang


Ketika itu, ia bersama kawannya berkendara RX-King Jl. Kelapa Dua, Jakarta Barat. “Malam hari, lawan itu nggak pakai lampu. Saya kaget langsung ambil kanan. Kaki kiri nyangkut. Tulang sampai keluar,” jelas Yudi yang harus ngeluarkan kocek Rp 25 juta untuk pengobatan.

Hal sama dialami Dodo. Pria yang tinggal di Ciledug ini mengalami kecelakaan dan harus diamputasi salah satu jari kaki kirinya. “Padahal aku sudah pakai sepatu. Tapi saat kejadian lepas. Dan kaki ini terbentur sesuatu. Aku sendiri juga nggak tahu apakah kena aspal atau kena gir,” katanya soal kejadian pada 2007 lalu.

Joel D. Mastana, praktisi safety riding mengatakan ia sangat mendukung soal himbauan penggunaan safety gear yang benar. “Sebelum pelatihan, biasanya soal perlengakapan berkendara yang terlebih dahulu diuraikan,” jelas Joel.

Tidak pakai sepatu atau jaket mempengaruhi cara berkendara. “Panas mesin, ada benda asing terlontar ke kaki. Semua ini nantinya bisa membuat pengendara tidak konsen. Terlebih kalau terjadi kecelakaan,” wanti pria yang pernah alami kecelakaan di kaki.
(motorplus.otomotifnet.com)

Safety Gear Biker Harus Utamakan Fungsi



Jakarta - Penampilan penunggang motor tentu tak kalah gaya dengan tunggangannya. Bayangkan memiliki tunggangan penuh aksesori dan penampilan yahud, tetapi yang menungganginya malah kedodoran dengan tampilan seadanya. Enggak matching sama sekali, bukan?

Namun, bukan berarti perlu bergaya layaknya bintang di atas panggung. Ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan kala berkendara, terutama yang berhubungan dengan keselamatan. Seperti hal mendasar kala bermotor, seperti helm, sarung tangan, jaket serta sepatu yang dipakainya.

 
Sarung tangan perlu tebal di bagian tertentu

Jaket dan helm tentunya sudah menjadi perlengkapan wajib bagi penunggang motor, tetapi soal sarung tangan dan sepatu, kali ini akan dibahas betapa pentingnya peranti-peranti itu buat pengendara motor.

"Sarung tangan dan sepatu, sebenarnya merupakan pelindung yang penting," ujar Eka Satria dari Motoritz, di kawasan Mahakam, Jaksel. Seperti apa sih, perlindungan yang bisa diberikan dari peranti-peranti tersebut?

Sarung tangan yang ideal untuk penunggang motor, tentunya perlu memberikan rasa nyaman bagi pengendara. Karena ketidaknyamanan akan mengganggu konstentrasi berkendara, efeknya tentu bisa berakibat fatal bagi diri sendiri dan orang lain di jalan.

Sarung tangan ini perlu memberikan sirkulasi yang cukup bagi tangan, sehingga tidak membuat rasa panas serta lelah ketika melakukan perjalanan cukup jauh di siang hari.

Pada malam hari, perlindungan dari udara dingin pun perlu agar kondisi badan tetap fit selama perjalanan. Tetapi, sebagai perlindungan ketika terjadi kecelakaan pun, perlu diantisipasi. Seperti penggunaan bahan pada sarung tangan itu, masih mampu melindungi kulit ketika bergesekan dengan permukaan jalan.

"Makanya pada bagian-bagian tertentu dibuat bahan yang berlapis serta mendapat pelindung lebih," tutur Eka dalam sebuah kesempatan.

Misalkan bagian telapak tangan, dibuat dengan bahan cukup tebal, karena pada saat penunggang motor terjatuh, secara refleks tangan akan menahan badan ke permukaan jalan, sementara tubuh masih terseret karena beban saat terjatuh. Dengan bahan lebih tebal maka kulit tidak akan terkelupas ketika terjadi kondisi tersebut.

Sepatu tanpa tali lebih aman untuk bermotor. Sol sepatu keras, perlindungan saat kecelakaan


Begitu juga pada jaket, sebaiknya memiliki pelindung di bagian bahu, lengan dan punggung. Sebab, dengan adanya bantalan, benturan keras bisa lebih teredam dan melindungi bagian tubuh vital di baliknya.

Lantas sepatu, memang tampilan sangat penting untuk mendukung gaya, tetapi perlu juga dipertimbangkan faktor keselamatannya. "Sepatu untuk menunggangi motor enggak akan enak kalau dipakai berjalan kaki," ujar Eka. Kenapa demikian?

Karena solnya dibuat kaku, tidak lentur seperti sepatu keds untuk berjalan atau berlari. "Itu ada tujuannya, karena dengan sol yang keras, makan akan menjaga kondisi kaki tidak terlipat ke belakang saat terjadi kecelakaan," katanya menjelaskan alasannya.  (motorplus.otomotifnet.com)

Traffic Light

Lebih Komunikatif Dengan Bentuk Traffic Light Beda

 

 
                1.  Traffic light model baru, lebih menekankan
                2.  bentuk rumah lampu ketimbang warna lampu 

                       3.  Lampu merahnya pakai indikator countdown



OTOMOTIFNET - Traffic light atau akrab disebut setopan atau lampu merah (meskipun warnanya enggak hanya merah) atau apapun panggilannya, fungsinya tetap sama, sebagai sinyal pengatur lalu lintas. Biasanya terletak di perempatan atau persimpangan jalan. Lampunya mempunyai 3 kode warna universal (merah, kuning, hijau).

Ketika lampu merah menyala, tandanya melarang setiap kendaraan melaju. Kuning untuk hati-hati, siap-siap berhenti atau melaju. Begitu lampu hijau menyala ke arah kendaraan yang dituju langsung, kendaraan boleh jalan.

Selain lampu standar, ada juga yang memberi lampu tambahan dengan maksud tertentu atau gambar misal untuk penyeberang jalan. Meski begitu, kadang untuk beberapa orang lampu-lampu ini kurang terlihat jelas. Misal mereka yang menderita buta warna, walau sudah terlihat terang karena pakai lampu LED.

Nyala lampu seolah-olah seperti aba-aba start balapan di sirkuit

Belum lama ini muncul wacana bentuk rumah lampu setopan dibedakan. Jika normalnya berbentuk bulat, maka bisa diganti segi tiga untuk warna merah, bulat (kuning) dan kotak (hijau). Model yang disebut Uni-Signal ini dapat membantu orang yang buta warna teradap kelir merah dan hijau.

Seorang desainer bernama Thanya Tivawong punya konsep lampu merah yang bekerja seolah-olah mirip lampu saat balapan. Lampu bergambar jam pasir penuh (saat merah), kemudian berkurang hampir setengah (kuning) dan habis lalu kembali penuh tetapi berwarna hijau.

Digambarkan saat merah sebagai ‘stop dan menunggu’, kuning untuk ‘siap-siap’ dan hijau ‘jalan’. Hingga kemudian berubah kuning lagi sebagai persiapan untuk stop. Wah, bisa dipakai buat balap liar nih. Oke deh.. Ready, Set, Go!

Sedangkan konsep yang dimiliki desainer Damjan Stankovic, lampunya tetap 3, hanya lampu merah ukurannya lebih besar dengan indikator hitungan mundur. Lampu yang semula menyala penuh, satu per satu indikator di bagian pinggir padam. Setelah padam semua, kemudian lampu hijau menyala.

Ya, sudah hijau tuh.. jalan deh.

Safety Helmet Assessment and Rating Programme

Nih, Helm Paling Aman Di Inggris

BELL M3R, SHOEI QWEST dan CABERG V2 407, ketiga helm ini mendapatkan bintang lima.

OTOMOTIFNET - SHARP (Department for Transport's Safety Helmet Assessment and Rating Programme) kembali melakukan pengumuman hasil pengetesan terhadap 16 helm terbaru yang beredar di Inggris pekan lalu.

Di Inggris, semua helm yang beredar harus memenuhi standar minimum keamanan. Namun pengetesan yang dilakukan SHARP, diyakini menggunakan berbagai tes yang lebih luas dalam membuktikan kualitas helm.

Tes SHARP akhirnya mampu memberikan lebih banyak informasi tentang kemampuan tiap tipe helm perlindungan helm dapat menyediakan dalam kecelakaan. Hasil tes SHARP ditunjukan melalui peringkat antara satu hingga lima bintang.

"Kami memperkirakan bahwa 50 kematian dapat dicegah setiap tahunnya jika semua pengendara mengenakan helm paling aman yang tersedia. Itulah sebabnya Saya senang bisa mengumumkan peringkat baru SHARP," ungkap Mike Penning, Road Safety Minister.

Beberapa helm yang mendapatkan rating tertinggi dalam pengetesan terakhir SHARP mungkin tak pernah kita dengar sebelumnya di Indonesia. Sebut saja beberapa merek seperti BELL M3R, SHOEI QWEST dan CABERG V2 407, ketiga helm ini mendapatkan bintang lima.

Coba di tanah air ada pengetesan seperti ini. Di Indonesia, negara dengan jumlah pengendara sepeda motor yang sangat tinggi, tentunya standar tinggi terhadap peranti keselamatan berkendara sangat diperlukan. Ada yang berniat melakukannya di Indonesia?

Peringkat terbaru helm yang dirilis SHARP
1 GREX R2 - 4 bintang 
2 NITRO N250-VX - 4 bintang
3 LAZER KITE - 4 bintang
4 LAZER SOLANO Superskin - 4 bintang 
5 LAZER PANAME - 4 bintang
6 LS2 FF369 Delta - 3 bintang
7 SHARK RSI CARBON - 4 bintang
8 SHARK S600 - 4 bintang
9 BELL M3R - 5 bintang
10 SHOEI QWEST - 5 bintang
11 HJC FS-11 - 3 bintang
12 HJC ZF10 - 4 bintang
13 NOLAN N90 - 4 bintang
14 NOLAN N85 - 4 bintang
15 CABERG V2 407 - 5 bintang
16 VEMAR MIDAS - 1 bintang  

Safety - Awasi 8 Titik Tubuh Paling Rawan Saat Kecelakaan



OTOMOTIFNET - Berbeda dengan mengendarai mobil, pengendara motor risiko cederanya sangat fatal karena tidak terlindungi seperti di mobil. Alhasil tubuh merangkap sebagai bodi keseluruhan. “Untuk mengurangi risiko cedera fatal, penggunaan pelindung di sejumlah titik rawan sangat bermanfaat,” jelas dr. Hanrizal Satria. SpOT dari RS. Puri Indah, Jakbar.

Dari seluruh bagian tubuh manusia, ada 8 titik paling rawan cedera fatal jika terjadi kecelakaan. Terutama bagi pengendara motor.


Kepala

Risiko terbesar untuk bikers adalah bagian kepala secara menyeluruh. Fatal akibatnya jika berkendara tanpa mengenakan helm yang memenuhi standar safety. “Kepala memiliki prioritas utama, yakni memenuhi skala 90%. Cedera otak merupakan risiko terbesar. Sebaiknya gunakan helm full face, sebab tulang wajah juga rentan terhadap cedera,” ungkap dr. Kisli Setiawan Pratomo. SpOT yang praktik RS. Dr. Sardjito, DI Yogyakarta, Jateng.

Bahu

Tumpuan kedua tangan berpangkal pada bahu, oleh karenanya bahu kerap mengalami cedera. “Walaupun bahu memiliki otot-otot tebal, potensi cedera tetap tinggi. Bahkan tak sedikit cedera bahu melibatkan patah tulang dengan skala risiko 9%,” bilang dr. Kisli yang gemar membesut Honda Tiger ini.

Tulang Belakang

Tulang belakang tergolong bagian rawan, benturan dari belakang yang menyebabkan tulang patah akan berpotensi pada kelumpuhan. “Backbone atau tulang belakang merupakan tempat susunan syaraf pusat, mulai dari kepala hingga tulang ekor. Nah jika terjadi fraktur atau patahnya backbone, berisiko pada kelumpuhan,” sambung dr. Hanrizal yang kerap membesut H-D Ultra Classic rakitan 2005 ini.

Dada

Dampak jika terjadi fraktur (patah) pada tulang dada cukup fatal, maklum di dalamnya terdapat organ paru-paru dan jantung. “Penyebab patahnya tulang dada umumnya karena terbentur setang maupun benturan dengan kendaraan lain. Akibat dari patahnya tulang dada ini, rongga dada akan dipenuhi udara juga darah atau kombinasi keduanya. Risiko kematian akibat fraktur tulang dada mencapai 60%. Sebaiknya gunakan body protector ketika riding,” bilang dr. Hanrizal Satria, SpOT.

Siku

Ketika terjadi kecelakaan, spontan kedua tangan bakal melakukan gerak reflek untuk melindungi kepala. Yakni dengan memanfaatkan kedua siku. “Risiko cedera bagian ini adalah 16%. Penggunaan elbow protector seharusnya menjadi standarisasi untuk semua jaket motor,” ungkap dr. Kisli.

Pergelangan Tangan Dan Jemari

Pergelangan tangan dan jemari merupakan organ full job, artinya organ ini paling intens bekerja membuka tutup gas dan handling besutan. “Proporsi cedera mencapai 16%. Oleh karenanya pilih sarung tangan yang menutup keseluruhan jemari dan pergelangan tangan,” rinci dr. Kisli.

Lutut

Ketika terjadi accident, lutut sering menjadi imbas cedera. Penyebabnya akibat benturan terhadap aspal, kendaraan lain maupun tertindih besutan sendiri. “Kejadian yang kerap terjadi adalah dislokasi atau bergesernya persendian tulang lutut. Selain itu putusnya ligamen atau jaringan perekat antara tulang paha dan tulang kaki di dengkul sering menjadi imbas kecelakaan. Sebaiknya gunakan knee protector ketika riding,” ucap pria yang akrab disapa dr. Satria ini.

Mata Kaki Dan Jemari

Bagian kaki sangat rentan terkena cedera ringan maupun berat. “Banyak kasus kecelakaan menyebabkan fraktur pada jemari kaki. Selain itu, mata kaki kerap mengalami dislokasi persendian. Untuk meminimalisir risiko, mutlak gunakan sepatu safety untuk bikers,” kata dr. Satria yang menjabat general secretary klub motor Meddocs (Medical Doctors) ini.

Safety - Helm Penting, Otak Tidak Ada Gantinya!


OTOMOTIFNET - Pada manusia dewasa, bobot otak hanya 2% dari total bobot tubuh seseorang. Tapi jangan anggap remeh organ tubuh yang untuk normalnya sediakan 100 miliar neuron alias sel otak.

Makanya memakai pelindung kepala alias helm begitu penting bagi setiap pengendara. Biar makin paham, mengapa kepala dan otak kita mesti dapat perlindungan maksimal, bisa dilihat dari porsi kerja dalam berkendara dari bagian-bagian otak.


Lima Bagian VItal


Bagian teratas yang persis di bawah batok kepala adalah “Cerebrum” (no.1). Dikenal umum dengan sisi kiri dan kanan. Itu masih ada lagi empat wilayah yang sering disebut lobe atau ‘cuping’. Ada frontal lobe, parietal lobe, occipital lobe dan temporial lobe. Keempatnya banyak bantu Anda saat memutuskan tujuan sampai kendali fungsi-fungsi teknis motor.


Bagian besar kedua dari otak adalah “Cerebellum” (no. 2). Tumpukan ‘tisu’ ini bertugas mengoordinasi ingatan, motorik, dan ketepatan keputusan. Bekerja saat kita melakukan buka-tutup gas, atur gigi, rem sampai cermati indikator spidometer.


Bagian “Brainstem” (Hindbrain) (no.3), sebagai penghubung dari cerebrum, cerebellum dan fungsi organ tubuh. Bekerja untuk memantau semua kinerja anggota tubuh saat berkendara. 


Organ yang menunjang adalah ”Brainstem” (Superior Colliculus) (no.4). Fungsinya merespon otomatis, bekerja saat ada klakson dari kendaraan lain ataupun mengerem saat ada yang menyeberang jalan. Terakhir, “Hypothalamus” (no.5). Organ kecil ini menggerakan perintah lapar, haus, maupun lelah. Selain itu juga jadi saluran kerja emosi.

Harga Urusan Belakang

Menurut Bintang Pradipta, helm dibedakan dua jenis; full face dan half face. Segi fungsi, jadi pertimbangan ketum forum Otoneters Moto Rider. Rute dalam kota ia pilih model half face, lebih nyaman buat cuaca panas.


Serupa Bintang, Cici Cendikiya, ketum Jakarta Satria Club anggap kalau helm full face terbilang lebih tinggi mutu perlindungannya dibandingkan half face. Hal lain yang juga diingatkan Cici adalah usia pakai helm, 3-4 tahun saja.


Pendapat lebih kritis disampaikan oleh Danang. Ketua klub SurokarBeAt Solo yang menyebut kalao ketersediaan helm berstandar SNI di pasaran dianggapnya masih meragukan.


Ia memakai helm yang dibelinya tahun 2007, sebelum pemberlakuan SNI. Apakah helm seperti miliknya yang berstandar DOT tidak 'berlaku'?


Bagaimana, apakah otak Anda bisa digantikan?

Penulis/Foto: Heru, GOmbak, eRIE / Heru, GOmbak

Safety - Lengan Kuat Pangkal Selamat

OTOMOTIFNET - Sebagai biker executive, tiap hari Jono mesti menggeber motornya puluhan kilometer. Menembus macet, hujan dan jalan berlubang dari rumahnya di pinggiran Jakarta, ke pusat kota. Sore hari ia masih harus kembali bergelut dengan macet ke kampusnya di pinggiran Jakarta, baru malamnya pulang ke rumah. Enggak cuma stres, seharian bermotor bikin badan Jono pegal. Terutama bagian lengan yang menahan keseimbangan setang motor dan tubuhnya.

Frekuensi, Intensity, Time

Macet, apalagi ditambah jalan buruk dan beban berat di atas motor seperti bawaan atau pembonceng, menuntut kelenturan dan kekuatan otot lengan, pundak serta batang tubuh. Otot-otot tersebut yang bekerja keras menjaga keseimbangan motor selagi bergerak pelan dan bermanuver melewati lubang dan kendaraan lain. Terus-terusan mengahdapi kondisi seperti itu, pasti bikin lengan pegal karena kelelahan.

Kelelahan, efeknya bisa berbahaya. Apalagi buat bikers di jalanan padat yang menuntut konsentrasi, kecepatan reaksi dan koordinasi tubuh. “Fisik yang sudah capek, menyebabkan kemampuan konsentrasi dan reaksi juga menurun,” kata Slamet Riyanto, instruktur Celebrity Fitness. 


“Otot pergelangan yang memegang setang, forearm serta pundak, karena yang memegang kendali motor. Otot batang tubuh juga harus kuat sebagai salah satu kunci keseimbangan tubuh,” lanjut instruktur yoga yang pernah berkecimpung bersama sejumlah tim balap di tahun 1990an ini.


Untuk jadi biker yang kuat dan tahan banting, kuncinya ada di latihan fisik. Enggak repot kok, bisa dilakukan sendiri di rumah. Yang penting memperhatikan frekuensi, intensity dan time.

“Frekuensi seminggu 2 kali cukup, tapi kalau bisa lebih sering lebih baik. Intensity, latihan sesuai kemampuan. Makin lama makin berat, tapi jangan memaksa badan karena malah bikin sakit. Dan waktu latihan, antara 15 menit sampai 1 jam sudah cukup,” papar sarjana olah raga ini.
Penulis/Foto: Nawita / F.Yosi

11 Tipe dalam 4 Kategori Harley-Davidson 2011



OTOMOTIFNET
- Bertempat di XXI Ballroom, Djakarta Theater, Jakarta Pusat, pekan lalu, PT Mabua Harley-Davidson (MHD), ATPM Harley-Davidson (H-D) di Indonesia, merilis jajaran model–model terbaru untuk tahun produksi 2011.

“Untuk tahun depan, H-D meluncurkan cukup banyak varian-varian baru. Yaitu FLTRU Road Glide Ultra (dari keluarga turing), XL 1200 x Forty-Eight, XL 883 L Super Low dari keluarga Sportster dan varian CVO FLTRUSE Road Glide Scremin Eagle, serta perubahan-perubahan untuk peningkatan kenyamanan dan kemanan bagi para pengendara,” ungkap Irvino Edwardly, general manager country sales & marketing MHD.


Motor-motor yang diluncurkan pada acara ini dikemas secara unik oleh MHD. Dari 11 tipe terbaru itu dibagi dalam 4 kategori, yaitu Touring, City Cruiser, Urban Ride, dan Speed Demon. “Keempat kategori motor tersebut mempresentasikan fungsi esensi motor dan gaya hidup dari pemilik H-D,” kata Irvino.


Dalam acara perkenalan produk baru H-D ini, Djonnie Rahmat, presiden direktur MHD juga menyerahkan dana bantuan senilai Rp 100 juta kepada Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas untuk disalurkan bagi para korban bencana alam Merapi, Mentawai, Wasior.


Acara juga dimeriahkan dengan sedikit kejutan, yakni atraksi spesial dari pengendara muda berbakat Indonesia, Reza SS yang menampilkan freestyle di atas motor H-D Sportster XR 1200X.


“Ini merupakan aksi freestyle di atas H-D yang pertama kali dilakukan di Asia oleh orang Asia sendiri dan MHD coba menghadirkan sesuatu yang berbeda bagi peninta H-D di Indonesia,” bilang Irvino.

Pabrik Harley Davidson di India Sudah Mulai Produksi



India – Produsen motor asal Amerika, Harley Davidson mengumumkan bahwa pabrik mereka di India telah beroperasi untuk pertama kalinya. Motor yang dirakit untuk pasar 2011 nanti adalah SuperLow dan Iron 883.

Meski dijahit di India, tapi komponen yang dipakai tetap menggunakan part yang berasal dari vendor yang sama dengan  pabrik HD di Haryana, Amerika.


Harley Davidson India mengatakan akan membuka pesanan kedua sportster ini mulai tanggal 1 Januari 2011. SuperLow 2011 akan dihargai 550 ribu rupee atau sekitar Rp 109 jutaan, dan Iron 883 2011 akan dibanderol 650 ribu rupee atau sekitar Rp 128 jutaan.


Untuk perbandingan, kedua sportster ini di Amerika harganya sekitar Rp 71 jutaan. Wah, jadi lebih mahal? Padahal alasan pembuatan pabrik di India ini demi menekan harga?


Namun menurut Harley Davidson, jika diimpor utuh dari Amerika akan terkena biaya tambahan dan pajak sehingga jatuhnya lebih mahal dibanding dirakit di India.


Mengekspor Harley Davidson dalam bentuk komponen mengurangi pajak hingga 80% dibanding dalam keadaan utuh. Jika diekspor secara utuh, harga kedua motor ini akan menjadi 2 kali lipat akibat pajak.


“Operasi perakitan di India merupakan langkah Harley Davidson untuk memperluas pasar ke seluruh dunia.” ungkap Matthew S. Levatich, Presiden sekaligus Chief Operating Officer Harley Davidson Motor Company.


"Ini akan meningkatkan pertumbuhan pasar kami dengan membuat Harley Davidson semakin terjangkau oleh konsumen India," lanjutnya. Sebagai info tambahan, ini adalah pabrik kedua di luar Amerika setelah mendirikan pabrik di Brazil pada tahun 1999.


Pabrik Harley Davidson India sudah beroperasi. Sedangkan Ducati tengah bersiap produksi di Thailand. Pabrikan moge ada yang tertarik berinvestasi di Indonesia? 
(motorplus.otomotifnet.com)

Harley Davidson 120R SE


Amerika - Pecinta kecepatan bukan hanya didominasi para penunggang motor sport, tapi motor turing layaknya Harley Davidson juga banyak yang gemar ngebut.

Bahkan di ajang balap mesin V twin Harley Davidson juga banyak diandalkan untuk berlaga di kejuaraan dirttrack. Begitu juga dengan drag race, kelas khusus Harley Davidson ramai dipertandingkan di Amerika.

Nah, agar terus dapat memuaskan para pecinta kecepatan, Harley Davidson meluncurkan mesin "120R SE." Huruf R di belakang angka 120 dipastikan berarti "Race," artinya sebuah mesin berperforma tinggi untuk balap.

Asiknya, mesin ini tersedia dalam bentuk bolt on, tinggal pasang. Karena sudah disesuaikan dengan sasis dan transmisi standar Harley Davidson. Untuk aplikasi balap maupun pada motor harian tinggal plek deh!

Mesin yang masuk dalam keluarga Screaming Eagle ini memiliki kapasitas mesin 2000cc. Mampu menghasilkan power hingga 135 Hp di 6.000 rpm dan torsi 137 ft mulai dari 3.800 rpm.

Hasil ini didapat dari tes pada sebuah Harley Davidson Dyna tahun 2009 yang dikawinkan dengan throttle body ukuran 58mm dan knalpot X-Pipe. Hasil ini tidak menutup kemungkinan untuk dioprek lagi agar lebih kencang.

Seandainya pabrikan sepeda motor di Indonesia menyiapkan mesin yang sudah di-upgrade layaknya Harley Davidson! Gak perlu repot untuk dapatkan motor kencang... (motorplus.otomotifnet.com)

Suzuki Pasarkan Gladius dan GSX-R 600 Li di Indonesia

 


OTOMOTIFNET - Setelah sebelumnya menjual jajaran motor-motor besarnya, PT Suzuki Indomobil Sales menambahkan Suzuki Gladius dan GSX-R 600 Li untuk dipasarkan secara resmi di tanah air. Konsumen yang tertarik bisa langsung memesannya.

Pameran Jakarta Motorcycle Show 2010 yang baru berakhir Minggu (7/11) lalu, menjadi tempat perdana pabrikan jepang berlogo S ini meluncurkan Suzuki Gladius. Unitnya terpajang apik di both Suzuki.


"Kita masukkan secara resmi dua moge ini (Gladius dan GSX-R600 Li), pemasarannya berdasarkan pemesanan, siapa tertarik bisa kita siapkan, paling lama 3 bulan sudah bisa dikirim," ujar deputy GM Manager 2w Suzuki Indomobil Sales, Joko Utomo, kepada
OTOMOTIFNET.com.

Sayangnya, Joko belum bisa mengungkapkan berapa kisaran harganya untuk kedua motor besar tersebut. Namun, ia mengatakan estimasi harganya tidak akan berbeda jauh dengan yang sudah resmi dipasarkan di negara-negara lain, "Hanya saja untuk di Indonesia kan kena perpajakan sampai dengan sekitar 150 persen dari harga jual," ujarnya.


Suzuki Gladius adalah motor yang mendapat julukan MV Agusta Brutalle dan Ducati Monster dari Jepang. Dari desainnya, motor beraliran petarung jalanan ini memang menyiratkan motor bertenaga gahar yang siap bertarung dijalanan, yang dipertegas dengan rangka Trellis Dinamic.

Mesin dua silindernya yang berkonfigurasi V-Twin mengusung kapasitas 645 cc, 4-stroke, 2-cylinder, liquid-cooled, DOHC, 90-degree. Dengan performa dan desainnya yang stylih, Suzuki akan menempatkan Gladius untuk memikat para pemula dengan handling yang ramah.

"Unit yang ditampilkan di JMS menggunakan mesin 400cc, tapi casingnya Gladius 600cc seperti yang akan kita pasarkan," jelas Joko.
Sedangkan GSX-R, popularitasnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Keluarga GSX-R termasuk motor sport yang sangat diandalkan Suzuki. Apalagi dengan kehadiran generasi terbaru dari GSX-R bermesin 599 cc, 4 silinder, liquid cooled, DOHC.

Suzuki GW 250, Bisa Jadi Kuda Hitam Diantara Ninja 250R dan CBR 250R


Shanghai – Setelah lama menunggu, dan hanya bisa kita lihat lewat sketsa ilustrasinya saja, akhirnya Suzuki meluncurkan Suzuki GW 250 di Shanghai, China pada Selasa (14/12). Motor sport ini berkapasitas 250 cc dan memiliki desain yang menarik.

Nah, jika produsen lain meluncurkan sport 250 cc dengan tampilan balap full fairing seperti Ninja 250 dan CBR 250. Lewat GW 250, Suzuki justru lebih mengeksplorasi sosok jantan melalui tampilan naked bike, ala street fighter.


Desain ini diambil dari beberapa moge street fighter dari pabrikan berlogo huruf "S" ini. Tengok saja batok depannya yang identik dengan tampilan moge B-King. Lalu desain tangki dan shroud nya yang dilengkapi sein diambil dari desain GSR650.


Sayangnya, meski telah menerapkan knalpot model ganda. Tapi knalpotnya belum tipe undertail layaknya B-King atau GSR 650. Sehingga tampilan buritannya agak mengingatkan kita pada sosok Suzuki Thunder 250, yang pernah masuk Indonesia beberapa tahun lalu.


Sedang dapur pacu-nya, GW 250 mengusung mesin dua silinder DOHC liquid cooled berkapasitas 250 cc. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga hingga 26 dk pada 8.500 rpm, dan torsi sebesar 24 Nm di 7.000 rpm. Jelas berbeda dengan dapur pacu milik Thunder 250 yang masih berpendingin udara dan hanya satu silinder.



Oiya, motor berbobot 182 kg ini juga telah menerapkan speedometer paduan analog dan digital. Serta sistem suspensi monosok di bagian belakang, dan rem cakram pada kedua rodanya. Sedang Thunder 250 masih mengandalkan speedometer analog, plus dual shockbreaker dan rem tromol dibagian belakangnya.

Sayangnya, belum ada konfirmasi mengenai harga, maupun kemungkinan GW 250 masuk ke Indonesia. Tapi, bila GW 250 ini benar-benar diboyong ke Indonesia, setidaknya ada dua keuntungan bagi Suzuki.


Yang pertama, Suzuki GW 250 ini bisa dijadikan flagship Suzuki di Indonesia selain Suzuki Satria FU 150. Secara kapasitas mesin, teknologi dan desainnya diatas rata-rata model Suzuki yang lain dan juga sport turing merek lain.


Yang kedua, Suzuki GW 250 akan menjadi pelarian bagi pecinta mesin berkapasitas 250cc dengan desain sport turing bukan sport racing layaknya Kawasaki Ninja 250 dan Honda CBR 250R.


Konsumen tertarik?
(motorplus.otomotifnet.com)